Al-Quds, 23 Rajab 1437/1 Mei 2016 (MINA) – Enam Duta Besar negara-negara Afrika di Israel telah mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Danny Ayalon, di Yerussalem, untuk menyatakan, keprihatinan mereka atas diskriminasi rasial terhadap diplomat, karyawan Afrika dan migran di Israel.
Menurut sumber media Israel, dalam pertemuan itu Duta Besar Ghana, Tanya Henry Hanson-Hall, mengeluh kepada Wakil Menteri Luar Negeri Israel Danny Ayalon bahwa istrinya dipermalukan saat berbelanja.
“Jika itu yang terjadi kepada istri duta besar, akan bagaimana nasib warga Afrika yang bekerja di sini ? Bahkan kami para duta besar sekarang juga jadi takut di Yerussalem. Saya sendiri juga jadi takut dihina atau ditangkap di jalanan oleh warga Israel yang rasialis,” katanya. Demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Enam Duta Besar negara-negara yang bertemu dengan Ayalon adalah dari Angola, Ghana, Nigeria, Kenya, Ethiopia dan Pantai Gading.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Israel menjalankan politik “Menjaga Identitas Yahudi” untuk negara itu sehingga kurang bersahabat dengan pendatang non Yahudi, sementara makin banyak masuknya pendatang non Yahudi termasuk imigran-imigran gelap.
Laporan itu mengatakan, Israel memiliki hak untuk menghapus migran Afrika, tetapi pada saat yang sama, para duta besar menekankan migran harus menerima perlakuan yang baik.
Para Duta Besar Afrika itu juga mengatakan perlakuan buruk dari Afrika merugikan reputasi Israel di negara asal mereka.
Mr Ayalon mengatakan, dia menghargai pertemuan dengan diplomat Afrika dan penting bagi Kementerian Luar Negeri untuk mendengar pandangan mereka sehingga masalah dapat dipecahkan bersama-sama.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Menyangkut deportasi imigran gelap Afrika, dia menambahkan, harus ada kerjasama antara Israel dan negara-negara asal imigran gelap Afrika untuk memfasilitasi deportasi imigran gelap ke negara-negara asal mereka ddengan cara yang pantas dan dan memperhatikan hal-hal yang sensitif.
Dillaporkan, migran gelap Afrika makin menjadi masalah di Israel. Tidak ada statistik yang jelas berapa jumlah migran Afrika di Israel. tapi laporan tidak resmi mengatakan, 90.000 namun laporan pemerintah Israel menebut 62.000. Sekitar 25.000 orang di antaranya tinggal di selatan Tel Aviv, konsentrasi terbesar migran di Israel.Sisanya tersebar di seluruh negara dengan, misalnya, hanya 1.100 di Yerusalem.
Di antara mereka terdapat pencari suaka, terbanyak dari Sudan dan Eretria membuat 85 persen dari seluruh migran. Laporan menunjukkan bahwa banyak migran belum diterima sebagai pencari suaka, namun memiliki dokumen identifikasi terbarukan sampai mereka dideportasi.
Menurut hukum internasional, pendatang dari Sudan, Eretria dan Kongo tidak boleh dideportasi karena negara mereka sedang menghadapi konflik bersenjata.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Jaringan perdagangan manusia yang berbasis di Mesir, Israel dan Eropa membantu migran untuk masuk Israel. Mereka melarikan diri dari situasi ekonomi yang mengerikan atau ketidakstabilan di negara mereka.
Pemerintah Israel berusaha untuk menyelesaikan masalah ini dengan dalih “melestarikan identitas Yahudi” negara. Sayap kanan dan partai-partai keagamaan mengatakan bahwa jika para migran tidak berhenti, hari ini 60.000 akan menjadi 600.000 dalam beberapa tahun, dalam total populasi 7,8 juta. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
https://www.middleeastmonitor.com/20140217-african-ambassadors-feel-unsafe-in-israel/
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
https://www.middleeastmonitor.com/20140217-african-ambassadors-feel-unsafe-in-israel/
https://www.middleeastmonitor.com/20140217-african-ambassadors-feel-unsafe-in-israel/
https://www.middleeastmonitor.com/20140217-african-ambassadors-feel-unsafe-in-israel/
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
https://www.middleeastmonitor.com/20140217-african-ambassadors-feel-unsafe-in-israel/
https://www.middleeastmonitor.com/20140217-african-ambassadors-feel-unsafe-in-israel/
https://www.middleeastmonitor.com/20140217-african-ambassadors-feel-unsafe-in-israel/
https://www.middleeastmonitor.com/20140217-african-ambassadors-feel-unsafe-in-israel/
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza