Jenewa, 30 Syawwal 1435/26 Agustus 2014 (MINA) – Lebih dari 120 pekerja kesehatan telah meninggal karena Ebola di Afrika Barat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan.
Badan kesehatan dunia itu, mengklaim epidemi telah menimbulkan kondisi yang “belum pernah terjadi sebelumnya bagi tenaga medis”.
Dalam sebuah pernyataan Senin (25/8), WHO yang berbasis di Jenewa mengatakan, lebih dari 240 petugas kesehatan yang bekerja di Guinea, Liberia, Nigeria, dan Sierra Leone berusaha mengatasi penyakit tersebut dengan lebih dari 120 petugas menyerah kepada epidemi, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pengumuman itu muncul di saat Jepang mengatakan siap untuk memberikan obat anti-influenza yang dikembangkannya sebagai pengobatan potensial untuk melawan perkembangan pesat wabah Ebola.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan kepada wartawan, Senin, Tokyo menawarkan favipiravir tablet yang dikembangkan oleh anak perusahaan Fujifilm, kapanpun diperlukan atas permintaan WHO.
Pada rincian lebih lanjut, Suga mengatakan penggunaan obat belum teruji, namun dalam keadaan darurat, Jepang dapat menanggapi permintaan individu sebelum keputusan lebih lanjut dari WHO.
WHO mengatakan awal bulan ini bahwa penggunaan obat-obatan yang belum diuji pada pasien Ebola adalah etis, mengingat besarnya wabah.
Obat yang dikembangkan oleh Toyama Kimia, anak perusahaan Fujifilm, telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Jepang pada bulan Maret lalu.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Juru bicara perusahaan, Takao Aoki mengatakan Fujifilm sedang dalam pembicaraan dengan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat terkait uji klinis obat dalam mengobati Ebola.
Perusahaan ini memiliki saham favipiravir untuk lebih dari 20.000 pasien, kata Aoki.
Dia mengatakan Ebola dan virus influenza adalah tipe yang sama dan secara teoritis diharapkan obat tersebut memiliki efek yang sama pada Ebola.
Beberapa obat sedang dikembangkan untuk pengobatan Ebola, tetapi masih dalam tahap awal dan tidak ada pengobatan atau vaksin yang terbukti bisa mengatasi penyakit yang sangat fatal itu.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Ebola telah menewaskan lebih dari 1.400 orang di Afrika Barat dalam wabah terbaru. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza