Edisi Dosa Besar: Dusta, Perbuatan Nista yang Dianggap Biasa

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

SEORANG muslim, meyakini untuk bisa selamat menjalani kehidupan di dunia dan akhirat, maka salah satu yang harus dilakukannya adalah menjaga lisan. Lisan ini diciptakan bukan sekedar untuk berucap. Jauh dari sekedar itu, lisan harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk selalu berbicara tentang kebaikan, bukan sebaliknya.

Jadai, mari jaga lidah kita agar senantiasa ada dalam perkara yang baik. Sebagaimanaย  Nabi Muhammad Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุถู’ู…ูŽู†ู’ ู„ููŠ ู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ู„ูŽุญู’ูŠูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽุถู’ู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ

โ€œSiapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya.โ€ย  [HR. Al-Bukhรขri, no. 6474; Tirmidzi, no. 2408; lafazh ini dari Shahih Al-Bukhari]

Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa menjaga lidah adalah keselamatan,

ุนูŽู†ู’ ุนูู‚ู’ุจูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุนูŽุงู…ูุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุฌูŽุงุฉู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู…ู’ู„ููƒู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ู„ูุณูŽุงู†ูŽูƒูŽ ูˆูŽู„ู’ูŠูŽุณูŽุนู’ูƒูŽ ุจูŽูŠู’ุชููƒูŽ ูˆูŽุงุจู’ูƒู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฎูŽุทููŠุฆูŽุชููƒูŽ

Dari โ€˜Uqbah bin โ€˜Aamir, dia berkata, โ€œAku bertanya, wahai Rasulullah, apakah sebab keselamatan?โ€ย  Beliau menjawab, โ€œKuasailah lidahmu, hendaklah rumahmu luas bagimu, dan tangisilah kesalahanmu.โ€ [HR. Tirmidzi, no.2406; dihasankan oleh Syaikh al-Albani di dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 890 dan 891]

Imam an-Nawawi rahimahullah (wafat 676 H) berkata, โ€œKetahuilah, seyogyanya setiap mukallafย  (orang yang berakal dan baligh) menjaga lidahnya dari seluruh perkataan, kecuali perkataan yang jelas ada mashlahat padanya. Ketika berbicara atau meninggalkannya itu sama mashlahatnya, maka menurut Sunnah adalah menahan diri darinya (tidak mengucapkannya), karena perkataan mubah bisa menyeret kepada perkataan yang haram atau makruh. Dan dalam kebiasaan (manusia) ini banyak sekali atau mendominasi, padahal keselamatan itu tiada bandingannya. Telah diriwayatkan kepada kami dalam dua kitab Shahih yaitu Shahih al-Bukhari (no. 6475) dan Shahih Muslim (no. 47)

Ini

Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam melarang dusta, yaitu memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hakekatnya. Dusta adalah dosa besar, al-Imam adz-Dzahabi menyebutkan di dalam kitabnya, al-Kabair, dosa besar ke-30 โ€œSering Berdusta.โ€

Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam menyebutkan dosa berdusta mengiringi dosa syirik dan durhaka kepada orang tua. Ini menunjukkan, berdusta termasuk dosa-dosa besar yang paling besar.

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุจูŽูƒู’ุฑูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู n ุฃูŽู„ูŽุง ุฃูู†ูŽุจู‘ูุฆููƒูู…ู’ ุจูุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู’ูƒูŽุจูŽุงุฆูุฑู ุซูŽู„ูŽุงุซู‹ุง ู‚ูŽุงู„ููˆุง ุจูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูุดู’ุฑูŽุงูƒู ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุนูู‚ููˆู‚ู ุงู„ู’ูˆูŽุงู„ูุฏูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุฌูŽู„ูŽุณูŽ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูุชู‘ูŽูƒูุฆู‹ุง ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู„ูŽุง ูˆูŽู‚ูŽูˆู’ู„ู ุงู„ุฒู‘ููˆุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽู…ูŽุง ุฒูŽุงู„ูŽ ูŠููƒูŽุฑู‘ูุฑูู‡ูŽุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ู„ูŽูŠู’ุชูŽู‡ู ุณูŽูƒูŽุชูŽ

Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, dari bapaknya Radhiyallahu anhu, dia berkata, Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda, โ€œPerhatikanlah (wahai para Sahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?โ€ Beliau Shallallahu โ€˜alaihi wasallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para Sahabat mengatakan, โ€œTentu wahai Rasulullah.โ€ย  Beliau Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda, โ€œSyirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua.โ€ย  Sebelumnya Beliau bersandar, lalu Beliau duduk dan bersabda, โ€œPerhatikanlah! dan perkataan palsu (perkataan dusta).โ€ Beliau selalu mengulanginya sampai kami berkata, โ€œSeandainya Beliau berhenti.โ€ [HR. Al-Bukhari, no. 2654, 5976, dan Muslim, no. 143/87]

Bahaya dusta banyak sekali, antara lain bahwa orang yang berdusta akan terhalang dari hidayah, Allah Azza wa Jalla berfirman,

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠ ู…ูŽู†ู’ ู‡ููˆูŽ ู…ูุณู’ุฑูููŒ ูƒูŽุฐู‘ูŽุงุจูŒ

Sesungguhnya Allรขh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. [Qs. Al-Mukmin/Ghafir/40: 28]

Demikian juga orang yang suka dusta pasti akan mendapatkan celaka! Sebagaimana firman-Nya,

ู‚ูุชูู„ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุฑู‘ูŽุงุตููˆู†ูŽ ๏ดฟูกู ๏ดพ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู‡ูู…ู’ ูููŠ ุบูŽู…ู’ุฑูŽุฉู ุณูŽุงู‡ููˆู†ูŽ

โ€œTerkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai.โ€ย  [Qs. Adz-Dzariyat/51: 10-11]

Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam juga menjelaskan keutamaan jujur dan bahaya dusta, sebagaimana diriwayatkan di dalam hadits di bawah ini,

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ูย  ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ : ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุตู‘ูุฏู’ู‚ูุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุตู‘ูุฏู’ู‚ูŽ ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุจูุฑู‘ูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุจูุฑู‘ูŽ ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูุŒ ูˆูŽู…ูŽุง ูŠูŽุฒูŽุงู„ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูŠูŽุตู’ุฏูู‚ู ูˆูŽูŠูŽุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูุฏู’ู‚ูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠููƒู’ุชูŽุจูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูุฏู‘ููŠู‚ู‹ุงุŒ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽุฐูุจูŽุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุฐูุจูŽ ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ููุฌููˆุฑูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ููุฌููˆุฑูŽ ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑูุŒ ูˆูŽู…ูŽุง ูŠูŽุฒูŽุงู„ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูŠูŽูƒู’ุฐูุจู ูˆูŽูŠูŽุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽู‰ ุงู„ู’ูƒูŽุฐูุจูŽ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠููƒู’ุชูŽุจูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูƒูŽุฐู‘ูŽุงุจู‹ุง

Dari โ€˜Abdullah, dia berkata: Rasulallรขh Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda, โ€œKalian wajib jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Jika seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan, karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke . Jika seseorang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allรขh sebagai seorang pendusta.โ€ย  [HR. Muslim, no. 105/2607]

Hadits ini menjelaskan bahwa dusta akan menyeret pelakunya ke neraka, maka hendaklah kita waspada. Berdusta adalah sifat yang menonjol dari orang . Itu mengapa seorang muslim dilarang berdusta. Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽุŒ ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุขูŠูŽุฉู ุงู„ู…ูู†ูŽุงููู‚ู ุซูŽู„ุงูŽุซูŒ: ุฅูุฐูŽุง ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽ ูƒูŽุฐูŽุจูŽุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ูˆูŽุนูŽุฏูŽ ุฃูŽุฎู’ู„ูŽููŽุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุงุคู’ุชูู…ูู†ูŽ ุฎูŽุงู†ูŽ

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda, โ€œTanda orang munafik ada tiga: Jika dia bercerita, dia berdusta; jika dia berjanji, dia menyelisihi; dan jika dia diberi amanah, dia berkhianat.โ€ [HR. Al-Bukhรขri, no. 33, 2682, 2749, 6095; Muslim, no. 107/59, 108/59]

Azab bagi pendusta di akhirat

Selain berbagai keburukan di dunia, maka orang yang berdusta juga diancam dengan berbagai siksaan di akhirat. Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam mengisahkan kepada para Sahabat tentang mimpi yang Beliau alami, dan mimpi Nabi adalah haq. Beliau mengisahkan bahwa Beliau Shallallahu โ€˜alaihi wasallam didatangi oleh dua orang laki-laki yang membawanya melihat berbagai siksaan yang dialami oleh orang-orang yang berbuat dosa. Beliau Shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda,

ู‚ูŽุงู„ุงูŽ ู„ููŠ: ุงู†ู’ุทูŽู„ูู‚ู ุงู†ู’ุทูŽู„ูู‚ู’ โ€ ู‚ูŽุงู„ูŽ: โ€ ููŽุงู†ู’ุทูŽู„ูŽู‚ู’ู†ูŽุงุŒ ููŽุฃูŽุชูŽูŠู’ู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุฌูู„ู ู…ูุณู’ุชูŽู„ู’ู‚ู ู„ูู‚ูŽููŽุงู‡ูุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุขุฎูŽุฑู ู‚ูŽุงุฆูู…ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุจููƒูŽู„ู‘ููˆุจู ู…ูู†ู’ ุญูŽุฏููŠุฏูุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู‡ููˆูŽ ูŠูŽุฃู’ุชููŠ ุฃูŽุญูŽุฏูŽ ุดูู‚ู‘ูŽูŠู’ ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ููŽูŠูุดูŽุฑู’ุดูุฑู ุดูุฏู’ู‚ูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ูŽููŽุงู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ุฎูุฑูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ูŽููŽุงู‡ูุŒ ูˆูŽุนูŽูŠู’ู†ูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ูŽููŽุงู‡ู

โ€œKedua laki-laki itu berkata, โ€œAyo berangkat, ayo berangkat!.โ€ Kemudian kami berangkat, lalu kami mendatangi seorang laki-laki yang berbaring terlentang. Dan ada laki-laki lain yang sedang berdiri di dekatnya membawa gancu besi. Lalu laki-laki itu mendatangi satu sisi wajahnya lalu merobek ujung mulutnya sampai ke tengkuknya, dan merobek hidungnya sampai ke tengkuknya, dan merobek matanya sampai ke tengkuknya.โ€

Kemudian dua orang laki-laki itu menjelaskan kepada Nabi Shallallahu โ€˜alaihi wasallam , tentang orang yang mendapatkan siksaan di atas,

ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูŽุชูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูุŒ ูŠูุดูŽุฑู’ุดูŽุฑู ุดูุฏู’ู‚ูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ูŽููŽุงู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ุฎูุฑูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ูŽููŽุงู‡ูุŒ ูˆูŽุนูŽูŠู’ู†ูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ูŽููŽุงู‡ูุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูŠูŽุบู’ุฏููˆ ู…ูู†ู’ ุจูŽูŠู’ุชูู‡ูุŒ ููŽูŠูŽูƒู’ุฐูุจู ุงู„ูƒูŽุฐู’ุจูŽุฉูŽ ุชูŽุจู’ู„ูุบู ุงู„ุขููŽุงู‚ูŽ

โ€œAdapun laki-laki yang engkau datangi,ย  ujung mulutnya disobek sampai ke tengkuknya, dan hidungnya dirobek sampai ke tengkuknya, dan matanya dirobek sampai ke tengkuknya, dia adalah orang yang keluar dari rumahnya, lalu dia berdusta dengan kedustaan yang mencapai segala penjuru.โ€ [HR. Bukhari, no. 7047]

Semoga Allah Taโ€™ala menambah pemahaman kita kepada syariat-Nya, sehingga kita bisa menghindari perbuatan dosa yang salah satunya adalah dusta, wallahuaโ€™lam.(A/RS3/RI-1)

(Sumber: Buku โ€œ76 Dosa Besar Yang Dianggap Biasaโ€, Imam adz-Dzahabi)

 

Miโ€™raj News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.