Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel ke-12 Ehud Olmert menuding PM Israel Benjamin Netanyahu ingin menghancurkan negaranya sendiri.
Tudingan itu disampaikan Olmert dalam kolom opini pada laman surat kabar terkenal Israel, Haaretzm Rabu (26/6).
Olmert mengklaim Netanyahu sengaja memperpanjang perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Kemudian, Olmert menyebut Netanyahu sengaja mengambil langkah untuk memperluas kekerasan di Tepi Barat.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
Kekerasan itu akan memicu perluasan kejahatan perang terhadap warga Palestina.
“Keinginan untuk mengulur-ulur perang tanpa menentukan tanggal berakhirnya adalah alasan tujuan yang tepat belum ditetapkan bagi pasukan tempur,” kata dia dalam opininya.
Dia juga menuding Netanyahu ingin memperluas perang di Gaza dan melancarkan serangan militer terhadap Hizbullah di Lebanon.
Menurutnya, Netanyahu memang enggan mencapai kesepakatan dengan Lebanon guna menyudahi konflik saat ini dan mengembalikan para pemukim Israel ke rumah mereka di dekat perbatasan.
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara
“Kejahatan seperti itu sudah dilakukan oleh banyak warga israel, biasanya mereka bukan personel wajib militer, tetapi milisi swasta yang berisi para penjahat yang menenteng senjata, yang dalam kebanyakan kasus diberikan kepada mereka,” ujar dia.
“Senjata ini membantu mereka dalam kerusuhan dan melindungi mereka ketika mereka menganiaya warga Palestin: membakar rumah mereka dan menghancurkan ladang yang menjadi penghidupan dan rezeki, serta membunuh warga tak berdosa secara langsung.”
Kata Olmert, Netanyahu sengaja membiarkan warga Israel yang masih disandera oleh Hamas di Gaza.
“Penolakan atas kesepakatan yang akan memungkinkan semua sandera kembali ke Israel berdasarkan argumen bahwa hal itu akan mencegah kemenangan total atas Hamas,” ucap dia.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Dia menyebut, kemenangan total bukanlah pilihan saat, bahkan bukan pilihan sejak Netanyahu menyampaikannya.
Hal itu, kata Olmert, dimaksudkan sebagai cara dia agar bisa menyalahkan militer dan pasukan tempur atas kegagalannya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas