Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonomi Cina Turun Drastis Hadapi Corona Melebihi Krisis Global

Ali Farkhan Tsani - Senin, 16 Maret 2020 - 17:17 WIB

Senin, 16 Maret 2020 - 17:17 WIB

8 Views

BEIJING, CHINA - FEBRUARY 16: A Chinese man wears a protective mask as he stands outside a main entrance at Beijing West Railway Station as it is nearly empty on February 16, 2020 in Beijing, China. The number of cases of the deadly new coronavirus COVID-19 rose to more than 57000 in mainland China Sunday, in what the World Health Organization (WHO) has declared a global public health emergency. China continued to lock down the city of Wuhan in an effort to contain the spread of the pneumonia-like disease which medicals experts have confirmed can be passed from human to human. In an unprecedented move, Chinese authorities have maintained and in some cases tightened the travel restrictions on the city which is the epicentre of the virus and also in municipalities in other parts of the country affecting tens of millions of people. The number of those who have died from the virus in China climbed to over 1650 on Sunday, mostly in Hubei province, and cases have been reported in other countries including the United States, Canada, Australia, Japan, South Korea, India, the United Kingdom, Germany, France and several others. The World Health Organization has warned all governments to be on alert and screening has been stepped up at airports around the world. Some countries, including the United States, have put restrictions on Chinese travellers entering and advised their citizens against travel to China. (Photo by Kevin Frayer/Getty Images)

Beijing, MINA – Ekonomi Cina mengalami penurunan ekonomi drastis melebihi krisis ekonomi global, angka yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional (NBS) pada hari Senin (16/3).

Analis keuangan mengatakan, dampak ekonomi pandemi ini memangkas pertumbuhan ekonomi Cina menjadi setengahnya selama kuartal pertama. The Guardian melaporkan.

Hal ini misalnya ditunjukkan dengan produksi pabrik di dalam negara yang turun pada laju tercepat dalam tiga dekade. Ekspor industri turun 13,5% pada Januari-Februari, dibandingkan dengan 2019.

Lainya, investasi aset turun 24,5%, investasi sektor swasta turun 26,4%, dan penjualan ritel menyusut 20,5%.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Berdasarkan data, goncangan aktivitas ekonomi Cina dampak epidemi virus korona lebih besar daripada krisis keuangan global,” kata Zhang Yi, kepala ekonom di Zhonghai Shengrong Capital Management.

“Kebijakan pemerintah perlu difokuskan pada pencegahan kebangkrutan dan pengangguran skala besar,” lanjutnya.

Pada hari Senin (16/3) pemerintah menyuntikkan dana sebesar $ 14,3 miliar (lebih dari Rp216 trilun) ke dalam sistem keuangan dengan tawaran pinjaman jangka menengah satu tahun. Bank Sentral juga mengatakan sedang memotong jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan.

Tingkat pengangguran Cina naik menjadi 6,2% pada Februari, dibandingkan dengan 5,2% pada Desember dan tertinggi sejak catatan resmi diterbitkan.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Ekspor impor Cina pun menjadi tertunda dengan hampir 50 negara di seluruh dunia telah menetapkan peringatan perjalanan dan pembatasan ke dan dari Cina sejak awal wabah.

Menurut pengamat ekonomi, tren penurunan ekonomi masih akan terus menurun seiring penanganan virus corona. Mengingat jumlah kasus di luar Cina menyusul masih ada, dan ada kekhawatiran gelombang kedua akan menyusul dibawa oleh pengunjung dari barat ke Cina.

Pada Ahad malam (15/3), Beijing mengumumkan, siapa pun yang tiba di kota itu dengan penerbangan internasional akan dikirim ke fasilitas karantina, dan diharuskan membayar sendiri biayanya. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Ekonomi
Indonesia
Palestina
Breaking News