Petani Brebes Keluhkan Harga Bawang Turun

Bawang merah Brebes (Foto: Zaenal MINA)

, – Petani merah di Brebes Jawa Tengah, mengeluhkan anjloknya bawang. Keluhan petani ini drekam dalam video yang kemudian beredar melalui media sosial.

Dalam video yang beredar itu, petani menyebut harga bawang di bawah harga beras saat ini. Petani meminta dapat menaikkan harga bawang merah agar petani tidak merugi.

“Pak Jokowi yang baik, tolong itu harga bawang dinaikkan, masa sekilo ga dapat beras sekilo, aduh pusing. BPKB sudah digadai semua buat nanam bawang, nyaurnya (membayarnya) gimana, aduh pusing. Pak Jokowi tolong saya Pak Jokowi,” kata petani itu dalam video yang dilihat Selasa (12/9).

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Dian Alex Chandra saat hubungi wartawan mengatakan, bahwa petani wanita di dalam video tersebut merupakan salah satu buruhnya. Selain itu, wanita itu juga memiliki lahan yang juga ditanami bawang merah.

Baca Juga:  Dicap Lakukan Genosida di Gaza, Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

“Itu memang pekerja saya, tapi dia itu juga tanam bawang, hanya saja skala kecil. Sudah lazim di sini, buruh bawang disini juga menanam bawang. Mereka kerja buruh untuk beli kebutuhan harian,” kata Alex kepada wartawan.

Saat ini petani di Brebes tengah dipusingkan dengan harga bawang merah yang terjun bebas. Harga bawang merah super berada di titik terendah, yaitu Rp 12 ribu per kilo, sedangkan kualitas standar Rp 10 ribu.

“Tahun ini memang bawang merah harganya di titik terendah. Dari petani cuma Rp 12 ribu per kilo, itu bawang super kualitas ekspor. Sementara BEP-nya di angka Rp 15 ribu per kilo. Kemarin sempat turun Rp 14 ribu karena airnya masih bisa ambil di sungai. Sekarang sudah kering, jadi harus mompa air. Otomatis mengeluarkan biaya tambahan,” terang Alex.

Baca Juga:  Delegasi Media UEA Kunjungi MINA

Salah satu petani, Yati (49) warga Desa Klampok mengungkapkan, dirinya menanam bawang merah di lahan seluas 937 meter atau seperdelapan bahu dengan modal Rp 15 juta. Untuk mendapatkan modal, ia menggadaikan BPKB kendaraan miliknya.

Kemudian dari lahan itu menghasilkan panen 10 kuintal dengan harga Rp 12 ribu. Sehingga pada panen ini mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta.

“Modalnya gadai BPKB motor dan utang bank sampai Rp 15 juta. Kemarin panen dapat 10 kuintal dijual Rp 12 ribu, jadi rugi Rp 3 juta,” tutur Yati. (L/B04/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Zaenal Muttaqin

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.