London, MINA – Kondisi ekonomi negara Inggris saat ini berada di ambang krisis. Salah satu tandanya dengan kegagalan negara untuk bertumbuh ekonominya pada tiga bulan pertama pemerintahan baru Perdana Menteri (PM) Keir Starmer.
Kantor Statistik Nasional (ONS) mengeluarkan data resminya pada Senin (23/12), menyebut negara itu mengalami perlambatan ekonomi dalam beberapa bulan terakhir.
Starmer sebelumnya telah memperingatkan keadaan ekonomi yang buruk. Pemerintah sendiri tengah mencoba menaikkan pajak untuk bisnis yang telah membuat banyak pengusaha khawatir.
Sebuah survei yng dilakukan oleh Lloyds Bank menunjukkan kepercayaan di antara para pelaku bisnis turun ke level terendah tahun 2024 pada bulan Desember ini.
Baca Juga: Trump Sebut Putin Ingin Temui Dirinya, Bahas Ukraina
Bar dan restoran, firma hukum, dan periklanan termasuk di antara sektor-sektor yang paling lemah dalam tiga bulan hingga akhir tahun 2024 ini.
Resesi ekonomi di Inggris terjadi akibat beberapa faktor utama. Inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga telah mengurangi daya beli masyarakat, sehingga belanja konsumen menurun.
Selain itu, ketidakpastian politik dan dampak dari konflik global, seperti perang di Ukraina, turut memperburuk kondisi ekonomi Inggris.
Selain itu, jumlah tunawisma di negara itu semakin meningkat tajam menyusul meningkatnya angka pengangguran. Jumlah tunawisma pada tahun 2024 ini merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah di negara itu. []
Baca Juga: Paus Fransiskus Sebut Serangan Israel di Gaza sebagai ‘Kekejaman Besar’
Mi’raj News Agency (MINA)