Kairo, 24 Ramadhan 1434/1 Agustus 2013 (MINA) – Kudeta terhadap pemerintah Mesir pada awal Juli lalu telah menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian Mesir yang diperkirakan mencapai 120 miliar pounds Mesir (sekitar 179 triliun rupiah), kata ahli ekonomi.
Perekonomian lumpuh setelah penggulingan presiden terpilih Mursi oleh kudeta militer 3 Juli 2013. Kerugian datang dari berkurangnya investasi asing di Mesir serta fakta banyak pabrik dan fasilitas produksi berhenti bekerja serta impor dan ekspor terhenti, lapor Middle East Monitor (MEMO) yang dipantau kantor berita MINA (Mi’raj News Agency).
Menurut pemerhati Timteng itu, keanjlokan ekonomi Mesir datang dari pasar uang yang menurun sekitar 50 miliar pounds Mesir atau sekitar 73,5 triliun rupiah. Sementara, sektor yang paling terpengaruh oleh ketidakstabilan politik Mesir adalah industri pariwisata.
Sejumlah negara asing memperingatkan warga negara mereka akan situasi Mesir yang dianggap berbahaya dan banyak negara meminta warga untuk meninggalkan atau tidak melakukan perjalanan ke Mesir demi isu keselamatan.
Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat
Meskipun pemerintah di Kairo mengumumkan kenaikan cadangan mata uang asing setelah kudeta militer, para ahli mengatakan hal itu tidak berpengaruh secara nyata karena kebanyakan merupakan deposito yang akan dikembalikan di kemudian hari. Tidak ada sumber-sumber mata uang asing baru yang telah diproses oleh pemerintah sementara Mesir guna meningkatkan stabilitas ekonomi.
Para warga juga mengeluh terkait harga bahan kebutuhan yang mulai naik sejak kudeta, disamping semua harga tinggi merajalela, warga juga hidup dalam aliran listrik terbatas setiap hari, di mana aliran listrik ini juga berimbas ke Jalur Gaza yang bisa sampai berhari-hari tidak mendapat pasokan listrik.(T/P03/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah Zona Penyangga, Israel Duduki Gunung Hermon Suriah