Ankara, MINA – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia akan menghubungi Paus Fransiskus untuk membahas dugaan pelecehan Yesus dalam pertunjukan seni di pembukaan Olimpiade Paris 2024.
Erdogan menggambarkan pertunjukan seni tersebut sebagai tindakan amoral, Middle East Eye melaporkan, Selasa (30/7).
Pertunjukkan itu memicu reaksi keras dari kelompok agama Kristen dan Islam setelah munculnya dugaan bahwa salah satu adegan merupakan ejekan terhadap lukisan Leonardo Da Vinci, Perjamuan Terakhir, yang menggambarkan salah satu episode terakhir kehidupan Yesus sebelum penyalibannya.
Berbicara dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Ankara, Erdogan mengatakan, dia akan menghubungi pemimpin tertinggi Gereja Katolik yakni Paus Fransiskus untuk membahas tentang amoralitas yang dilakukan terhadap dunia Kristen dan terhadap semua umat Kristiani.
Baca Juga: Kepala Rabbi Ancam Yahudi Ultra-Ortodoks akan Tinggalkan Israel Jika Dipaksa Gabung Militer
“Olimpiade telah digunakan sebagai alat penyimpangan yang merusak sifat manusia,” kata Erdogan.
Erdogan juga mengecam apa yang ia lihat sebagai citra LGBTQ dalam upacara pembukaan Olimpade Paris.
Erdogan mengatakan, cucunya telah menunjukkan kepadanya foto-foto konten LGBTQ di acara tersebut di Instagram, sehingga dia menolak undangan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
“Macron mengundang saya. Saya bilang saya boleh datang. Namun cucu perempuan saya yang berusia 13 tahun mengatakan kepada saya untuk tidak pergi… bahwa mereka akan menyelenggarakan demonstrasi LGBT di sana,” tuturnya.
Baca Juga: Qatar Kecam Pelanggaran RSF Sudan dalam Serangan di Darfur Selatan
Sejauh ini, Paus Fransiskus belum memberikan komentar apa pun tentang upacara pembukaan Olimpiade yang diduga melecehkan Yesus.
Paus Fransiskus hanya mengamanatkan perdamaian antara negara-negara yang berkompetisi selama acara tersebut.
Pada Ahad (28/7), panitia penyelenggara pertandingan mengatakan adegan yang digambarkan selama upacara pembukaan pada Jumat (26/7), tidak ada hubungannya dengan sosok Yesus, yang dihormati dalam agama Kristen dan Islam.
Panitia mengatakan, adegan tersebut —yang diperankan oleh orang-orang berpakaian warna-warni, termasuk waria— merupakan penggambaran dewa-dewa Yunani yang sedang menikmati pesta dan bukan Yesus Kristus dan para pengikutnya.
Baca Juga: Jet Pembom AS Terbang di Atas Laut Karibia Dekat Venezuela
Meski demikian, banyak tokoh agama yang mengutuk upacara tersebut dan menganggapnya sebagai pelecehan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Tegaskan Tak Mau Jadi Cawapres pada Pemilu 2028
















Mina Indonesia
Mina Arabic