Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Al-Quds (Yerusalem) tidak bisa diganggu karena milik ummat Islam, bila mengabaikan masalah ini akan menimbulkan konsekuensi serius.
Hal itu dinyatakan Erdogan Selasa (5/11) menanggapi berita-berita bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan memutuskan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA.
“Al-Quds adalah milik ummat Islam,” kata Erdogan dalam sebuah pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa yang dipimpinnya.
“Kami harapkan AS tidak mengambil langkah seperti ini,” katanya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Erdogan juga memperingatkan bahwa jika AS melakukannya, Turki dapat memutus hubungan diplomatik dengan Israel.
“Jika Anda mengambil langkah seperti ini, kami akan mengadakan pertemuan puncak kerjasama Islam di Istanbul,” tegas Erdogan.
Media AS melaporkan bahwa Trump mempertimbangkan untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem pengakuan resmi kota itu sebagai ibukota Israel.
Al-Quds tetap menjadi inti konflik Israel dan Palestina, karena orang-orang Palestina menginginkan Al-Quds yang diduduki Israel sebagai ibukota Palestina.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Di kampanye, Trump berulang kali berjanji untuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, tapi dalam perkembangan terakhir Trump terus menunda rencana ini karena ingin mengsukseskan mediasinya untuk mencapai perdamaian Israel dan Palestina (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan