Istanbul, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Sabtu (21/10), bahwa Amerika Serikat (AS) tidak dapat disebut sebagai negara yang beradab.
“Bagaimana mereka menyebut Amerika? Tempat lahir demokrasi. Negara yang seperti itu tidak bisa disebut demokrasi dan namanya tidak bisa negara demokrasi,” uarnya di Forum Peradaban di Universitas Ibn Haldun di Istanbul.
“Jika Amerika mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk 13 pengawal saya di negara tempat saya menghadiri undangan, saya minta maaf, tapi saya tidak akan mengatakan negara tersebut beradab,” kata Erdogan seperti dilaporkan World Bulletin.
Pada 15 Juni, AS. mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk 16 orang termasuk pengawal Erdogan yang diduga terkait dengan percekcokan di luar Kedutaan Besar Turki di Washington selama kunjungannya pada bulan Mei.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Presiden mengatakan dia dan tim keamanannya menghadapi ancaman selama kunjungan ke negara itu.
“Mereka (penjaga keamanan) melakukan tindakan pengamanan untuk kami Dan bahkan dua di antara mreka (penjaga) tidak berada di sana. Bisakah tindakan seperti itu dikatakan sebuah keadilan?” Erdogan menambahkan.
Dalam kesempatan itu Erdogan juga mengkritik kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait Muslim yang mengatakan Turki tidak pernah menutup pintunya kepada orang-orang yang berpikiran berbeda.
“Muslim di Amerika menghadapi pengusiran sehingga berarti ada masalah di negara itu,” ujarnya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Erdogan menambahkan dia meragukan kemampuan Trump dalam ‘menilai’ sebuah peradaban. (T/R11/P1)
Miraj News Agency (MINA)
erdogan-says-us-cannot-be-civilized-country">http://www.worldbulletin.net/headlines/195215/erdogan-says-us-cannot-be-civilized-country
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon