Lusaka, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Amerika Serikat (AS) sedang melakukan “perang psikologis” melawan negaranya, Turki.
Pernyataan Erdogan menyusul perselisihan antara Turki dan AS mengenai pastor AS yang dipenjara, Andrew Brunson, dan ancaman pemblokiran pembelian jet tempur AS F-35, demikian Hurriyet Daily News melaporkan.
“Menurut pendapat saya, ini semua adalah bagian dari perang psikologis,” katanya kepada wartawan di Zambia sebelum kembali ke Ankara, Sabtu (28/7), mengacu pada pernyataan dari Presiden AS Donald Trump, Wakil Presiden AS Mike Pence dan Kementerian Pertahanan AS.
Pada Kamis (26/7), baik Trump dan Pence mengancam Turki dengan “sanksi”, jika pastor Brunson yang diberikan tahanan rumah pada 25 Juli setelah dipenjara selama hampir dua tahun atas tuduhan terorisme, tidak dibebaskan.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Meskipun pernyataan-pernyataan yang disampaikan dengan kata-kata keras dari kedua belah pihak, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan pada Jumat bahwa kedua militer tetap “dalam kondisi baik.”
Mattis menunjuk pada kegiatan patroli bersama di kota Manbij, Suriah utara.
Namun, Kongres AS telah mengesahkan RUU pertahanan yang akan memblokir transfer jet tempur F-35 ke Turki. Sebelumnya AS menuntut Turki membatalkan pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.
Erdogan pun mengancam AS bahwa Turki akan membawa AS ke pengadilan arbitrase internasional jika penjualan jet F-35 ke Ankara diblokir.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Turki memesan 100 pesawat jet tempur F-35, 30 di antaranya telah disetujui AS. Pesawat yang dipesan oleh Turki adalah F-35B, salah satu varian F-35 yang bisa lepas landas vertikal (STOVL). (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas