ERDOGAN: EROPA TIDAK MENYUKAI UMMAT ISLAM

Presiden Turki, Tayyip Recep Erdogan (Foto: Hurriyet)
, Tayyip Recep Erdogan (Foto: Hurriyet)

Istanbul, 5 Shaffar 1436/28 November 2014 (MINA) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Eropa tidak dapat memecahkan masalah di karena tidak menyukai .

“Hanya kita yang bisa memecahkan masalah sendiri. Saya berbicara secara terbuka. Eropa menyukai minyak, emas, berlian, dan tenaga kerja murah dari dunia Islam. Mereka menyukai konflik, perkelahian dan pertengkaran di Timur Tengah,” katanya. Sebagaimana Hurriyet daily news melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at (28/11).

Dia menambahkan, Eropa berbeda dengan dunia Islam. “Percayalah, mereka tidak seperti kita,”kata Erdogan dalam pidato di Komite Tetap untuk Kerjasama Ekonomi dan Komersial Organisasi Kerjasama Islam (COMCEC) di Istanbul, Kamis (27/11) kemarin.

Presiden yang kerap membuat pernyataan kontroversial itu menyatakan, Eropa tampak bersahabat dengan negera-negara Timur-Tengah, padahal sebenarnya tidak.

“Mereka tampak seperti teman-teman, tapi mereka ingin kita mati, mereka seperti melihat anak-anak kita juga mati. Berapa lama kita akan bertahan dengan fakta itu?,” ujarnya bertanya.

Erdogan mengatakan, negara-negara Timur Tengah bisa memecahkan masalahnya sendiri tanpa bantuan dari Barat. “Satu-satunya syarat untuk mengatasi krisis di dunia Islam adalah persatuan, solidaritas dan aliansi. Percayalah, kita bisa menyelesaikan setiap masalah selama kita bersatu.”

“Jika kita bertindak bersama-sama, kita akan mengakhiri konflik Palestina yang telah berlangsung selama hampir satu abad. Hal ini memungkinkan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Irak dan membunuh anak-anak Suriah jika kita bersatu,” tambahnya.

Menurutnya, negara-negara Islam yang telah mengembangkan ekonomi baru-baru ini mengalami krisis kemanusiaan dan politik terbesar dalam sejarah mereka secara bersamaan.

Kritik Media

Erdogan berulang kali menjadi sasaran kritik keras media Barat. “Hanya karena aku mengulangi fakta berdasarkan penelitian ilmiah, saya telah ditargetkan oleh media Barat,” katanya.

Erdogan memicu kontroversi sejak awal bulan ini dengan menyatakan bahwa benua Amerika ditemukan oleh Muslim di abad ke-12, hampir tiga abad sebelum Christopher Columbus berlayar melintasi Atlantik.

Erdogan menegaskan, kritikan dari media barat itu ditunjukan untuk mencegah umat Islam dari mempertanyakan apa-apa yang diklaim oleh Eropa.

“Mereka telah sangat terganggu dengan fakta bahwa kami telah mengingatkan mereka beberapa fakta sejarah, sejarah peradaban, ilmu pengetahuan, politik dan perang. Mereka tidak ingin kita untuk mempertanyakan apa-apa yang diklaim mereka,” katanya.

Erdogan mengutip pernyataan Columbus sebagai bukti klaimnya,“Columbus menyebutkan adanya sebuah masjid di sebuah bukit di pantai Kuba.”

Selain itu, Erdogan meminta untuk membangun kembali sebuah masjid di lokasi yang disebutkan oleh penjelajah asal Genoa tersebut.

Kebanyakan buku-buku sejarah mengatakan, Columbus menginjakkan kaki di benua Amerika pada tahun 1492 saat ia mencari rute baru untuk pelayaran ke India.

Sementara itu, dalam sebuah artikel kontroversial yang diterbitkan pada tahun 1996, sejarawan Youssef Mroueh menyebutkan catatan harian Columbus yang menyebutkan sebuah masjid di Kuba. (T/P011/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0