Istanbul, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan umat muslim kaitan penting antara kedudukan Al Quds di Palestina sebagai kiblat pertama muslimin dengan Ka’bah di Makkah sebagai kiblat ke dua mereka.
“Maka, jika kita kehilangan Al-Quds, kita tidak akan sanggup menjaga Madinah Al-Munawwarah. Bila kita kehilangan Madinah, kita tidak akan mampu melindungi Makkah. Dan ketika Makkah jatuh, kita akan kehilangan Ka’bah,” tegas Erdogan Jum’at malam (16/12) di kota Istanbul, Turki. Dikutip MINA dari kantor berita Palestina Felesteen al Youm.
Menurutnya kawasan timur tengah dan seluruh muslimin telah mulai mendapatkan serangan baru usai pengakuan Trump terhadap Al Quds sebagai ibu kota Israel. Ia menegaskan Turki akan terus berusaha melawan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memindahkan ibu kota Israel ke Al-Quds.
Sebelumnya, Rabu (13/12) Erdogan bersama para pemimpin negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam KTT Luar Biasa-nya menegaskan Al Quds sebagai ibu kota Palestina.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Al-Quds merupakan kota yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya di pindah ke Ka’bah di Makkah di masa Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam.
Sejak Palestina dijajah Israel tahun 1948 hingga kini, Masjid Al-Aqsha terus berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Kegiatan penggalian tanah di sekitar masjid Al-Aqsha yang dilakukan Israel menyebabkan beberapa bagiannya rusak. Selain itu, beberapa kali terjadi tindakan penodaan Al-Aqsha oleh ekstrimis Yahudi dan pasukan Israel.
Keputusan Presiden Trump mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel terus mendatangkan kecaman dari umat Islam dan para pemimpin dunia Islam. Pemindahan ibu kota Israel ke Al-Quds dikhawatirkan akan semakin mengancam eksistensi Masjid Al-Aqsha. Selain itu banyak pihak mengingatkan situasi kawasan akan semakin memanas akibat keputusan Trump. (Taufiq/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel