Erdogan Resmikan Masjid Canakkale, Peringati Menang Perang Lawan Inggeris dan Perancis

Canakkale, Turki, MINA – Presiden Recep Tayyip Erdogan, Senin (18/3), meresmikan sebuah masjid di Provinsi Çanakkale yang disebut sebagai Masjid Para Martir.

Acara ini menandai peringatan 104 tahun Pertempuran Turki melawan Inggeris dan Perancis di Canakkale yang dimenangkan Turki. Acara juga untuk memperingati para martir yang tewas dalam kemenangan bersejarah itu.

Masjid, yang disebut Şehitler Abidesi (Monumen Para Martir), terletak di Bukit Hisarlik di semenanjung Gallipoli yang bersejarah dan bisa menampung hingga 350 orang.

Berbicara pada upacara peresmian, Erdogan mengatakan masjid itu adalah karya arsitektur yang unik, sebagian besar dibangun dari kayu pinus kecuali untuk menara, yang dibangun dari batu kapur yang dibawa dari provinsi selatan Antalya khusus untuk masjid.

Erdogan juga berterima kasih kepada semua orang yang berkontribusi pada pendirian tempat ibadah  itu.

Upacara peresmian dihadiri oleh Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar, Menteri Buruh, Layanan Sosial, dan Keluarga Zehra Zümrüt Selçuk, Kepala Staf Umum Yaşar Güler, Panglima Angkatan Bersenjata Turki dan Kepala Urusan Agama Ali Erbaş.

Peristiwa menjelang pertempuran penting dimulai pada Februari 1915, ketika Inggris dan Perancis memutuskan meluncurkan untuk menjatuhkan (Ottoman)  dalam peperangan secepat mungkin dengan mencapai dan merebut ibu kotanya, Istanbul.

Tentara Sekutu memulai serangan pada 18 Maret – hari, yang diperingati hari ini sebagai Hari Kemenangan Angkatan Laut Çanakkale – tetapi perairan dipenuhi dengan jaringan ranjau yang diletakkan oleh kapal-kapal Utsmani.

Pada 25 April, tentara Sekutu mendarat di tepi semenanjung Gallipoli. Pasukan ada di sana sebagai bagian dari rencana untuk membuka Selat Dardanella di pantai Aegean Turki untuk armada Sekutu, yang memungkinkan mereka untuk mengancam ibu kota Ottoman.

Akan tetapi, pasukan Sekutu menghadapi perlawanan yang kuat dan berani dari Turki dan kampanye tersebut ternyata menjadi kegagalan yang mahal bagi Sekutu.

Ribuan warga negara Turki dan tentara Turki tewas, bersama dengan puluhan ribu orang Eropa, ditambah sekitar 7.000 – 8.000 warga Australia dan hampir 3.000 warga Selandia Baru, disebut bersama sebagai pasukan Anzac.

Kemenangan melawan pasukan Sekutu meningkatkan moral pihak Turki, yang kemudian melanjutkan perang kemerdekaan antara 1919 dan 1922, dan akhirnya membentuk sebuah republik pada 1923. (T/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.