Erdogan Sedang Pertimbangkan Hentikan Hubungan dengan UEA

Ankara, MINA- Presiden Turki Recep Tayyip mengatakan, sedang mempertimbangkan untuk menghentikan hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab dan menarik duta besarnya, setelah kesepakatan antara negara Teluk itu dengan Israel untuk menormalisasi hubungan diplomatik.

Kementerian Luar Negeri Turki juga mengatakan, sejarah tidak akan pernah memaafkan “perilaku munafik” UEA dalam menyetujui kesepakatan semacam itu, yang mengubah tatanan politik Timur Tengah, Aljazeera melaporkan, Sabtu (15/8).

Para pemimpin Palestina mengecam kesepakatan itu dan menggambarkan sebagai “tikaman dari belakang” untuk perjuangan mereka.

“Langkah melawan dari Palestina bukanlah langkah yang bisa ditolak. Sekarang, Palestina menutup  kedutaannya. Hal yang sama berlaku untuk kita sekarang,” kata Erdogan.

“Saya mengatakan kepada menteri luar negeri, kami mungkin juga mengambil langkah ke arah penangguhan hubungan diplomatik dengan kepemimpinan Abu Dhabi atau menarik kembali duta besar kami,” tegasnya.

Di bawah kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS), yang pertama antara Israel dan negara-negara Teluk Arab itu, Israel setuju untuk menangguhkan rencana aneksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Kesepakatan itu menjadikan UEA sebagai negara Arab ketiga yang menjalin hubungan penuh dengan Israel, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Kementerian Luar Negeri Turki sebelumnya mengatakan, adalah benar bila warga Palestina menolak kesepakatan tersebut karena menilai UEA mengkhianati perjuangan mereka.

“Sejarah dan hati nurani masyarakat di kawasan itu tidak akan melupakan dan tidak pernah memaafkan perilaku munafik ini,” demikian Turki.

“Sangat mengkhawatirkan bahwa UEA harus dengan tindakan sepihak, mencoba dan menghapus Rencana Perdamaian Arab 2002 yang dikembangkan oleh Liga Arab.” tambahnya.

Turki memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel, tetapi hubungan telah tegang selama bertahun-tahun. Pada tahun 2010, pasukan komando Israel membunuh 10 aktivis Turki yang mencoba menembus blokade di Jalur Gaza, yang diperintah oleh gerakan Palestina Hamas. (T/SH/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA).

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.