Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan Serukan Boikot Barang-Barang Prancis

Ali Farkhan Tsani - Senin, 26 Oktober 2020 - 22:31 WIB

Senin, 26 Oktober 2020 - 22:31 WIB

1 Views

Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (26/10) menyerukan untuk memboikot barang-barang Prancis karena sikap keras Paris terhadap Islam.

“Saya memanggil orang-orang saya di sini, jangan pernah memberikan kredit pada barang-barang berlabel Prancis, jangan membelinya,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi di Ankara. Daily Mail melaporkan.

Boikot barang-barang produk Prancis juga sedang berlangsung di supermarket di Qatar, Kuwait, Yordania, dan negara lain.

Kepala federasi pengusaha MEDEF Prancis mengatakan, boikot dia gambarkan sebagai ‘kebodohan’.

Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza

Setelah pembunuhan mengerikan guru Samuel Paty oleh seorang ekstremis Chechnya atas nama pembalasan kartun Nabi Muhammad, Macron bersumpah tidak akan pernah menyerah seperti pada tahun 2015 memicu serangan mematikan pada majalah satir Charlie Hebdo.

Macron memuji Paty sebagai ‘pahlawan’ karena mewakili nilai-nilai sekuler dan pemikiran bebas republik Prancis, termasuk hak yang telah lama dihargai untuk mengejek agama.

“Dia dibunuh karena kelompok Islamis ingin mengambil masa depan kami,” kata Macron pada peringatan Paty. “Mereka tidak akan pernah memilikinya.”

Beberapa tersangka Muslim telah ditangkap dalam puluhan penggerebekan sejak pembunuhan itu. Sekitar 50 organisasi yang diduga memiliki hubungan dengan orang-orang tersebut pun telah disiapkan untuk ditutup pemerintah.

Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah

Awal bulan ini, Macron mengumumkan rencana untuk mempertahankan nilai-nilai sekuler Prancis melawan tren ‘separatisme Islam’, dan menggambarkan Islam sebagai agama ‘dalam krisis’.

Kecaman Dunia Islam

Sikap Macron telah memicu ketegangan antara Prancis dan dunia Muslim.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menuduh Macron ‘menyerang Islam’.

Baca Juga: Bayi Yesus dengan Keffiyeh, Adegan Kelahiran Bersejarah di Vatikan  

Kelompok perlawanan Islam di Palestina, Hamas pun mengecam komentar Macron ‘dan siapapun yang menyinggung Nabi Muhammad, baik melalui kata-kata, tindakan, gerak tubuh atau gambar’.

Lebanon dan Maroko juga telah berbicara menentang Prancis.

Taliban di Afghanistan menambahkan suaranya untuk protes tersebut, dengan mengatakan komentar Macron sama dengan ‘sikap melawan negara’.

Taliban mengatakan “akan lebih baik jika dia dengan hati-hati mempelajari Islam daripada membuat pernyataan Islamofobia yang bodoh”.

Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat

Kepala Kamar Dagang Amman, Khalil Haj Tawfeeq, dalam sebuah surat kepada duta besar Prancis untuk Yordania, meminta Macron untuk meminta maaf kepada dunia Islam.

Menteri Kebudayaan Prancis Roselyne Bachelot menegaskan di BFMTV bahwa ‘tidak ada perang melawan Muslim Prancis, hanya ada perang melawan Islamisme dan terorisme’.(T/RS2/R1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Indonesia
Indonesia