Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erekat Ingatkan Ancaman Dunia Arab Jika Kedubes AS Dipindah ke Al-Quds

Hasanatun Aliyah - Rabu, 21 Desember 2016 - 21:06 WIB

Rabu, 21 Desember 2016 - 21:06 WIB

325 Views

Kepala Perunding Palestina, Saeb Erekat. (Foto: Press Tv)

Washington, 21 Rabi’ul Awwal 1438/ 21 Desember 2016 (MINA) – Sekertaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat memperingatkan jika Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Tel Aviv, Israel, jadi dipindahkan ke Al-Quds Timur, negara-negara Arab mengancam akan memaksa menutup semua Kedubes AS di dalam wilayah masing-masing.

Peringatan Erekat itu disampaikannya saat menghadiri sebuah konferensi yang diselenggarakan Forum Kebijakan Wilson Center di Washington, DC, Senin (20/12) lalu, demikian Press TV melaporkannya yang dikutip MINA.

Ada spekulasi bahwa pemerintahan dari Presiden AS terpilih Donald Trump kemungkinan akan memutuskan untuk memindahkan Kedubes AS ke Al-Quds merupakan tanda pengakuan kota itu sebagai ibukota “negara sepihak’ Israel.

Sementara rakyat Palestina dalam hal ini, ingin Tepi Barat yang Israel duduki sejak tahun 1967, sebagai bagian dari negara Palestina, dengan Al-Quds Timur sebagai ibukotanya.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Sebelumnya, pada Jumat (16/12), Trump mengumumkan keputusannya untuk mencalonkan David Friedman sebagai Duta Besar AS di Israel. Friedman terkenal karena dukungan kuat pada perluasan permukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan, dan telah ditandai oleh pejabat pemerintah AS sebagai ‘penghalangan bagi perdamaian,’ dan mengatakan bahwa “ia berencana untuk bekerja di Kedubes AS di ibukota abadi Israel, yaitu Yerusalem.”

Erekat, juga pejabat senior Palestina, mengisyaratkan bahwa masyarakat di negara-negara Arab akan menolak terhadap skenario seperti itu.

“Semua Kedutaan Besar Amerika Serikat di dunia Arab akan dipaksa untuk ditutup, bukan karena pemerintah Arab akan memutuskan untuk mengusir misi AS tapi karena publik Arab tidak akan mengizinkan kedutaan untuk terus beroperasi,” kata Erekat.

Sebagian besar pemerintah Arab mengklaim mereka tidak mengakui Israel. Dan mengatakan mereka akan menormalkan hubungan dengan rezim Tel Aviv hanya saat mencapai kesepakatan dengan Palestina, yang tanahnya telah diduduki Israel.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Yordania dan Mesir adalah dua rezim Arab yang memiliki hubungan diplomatik terbuka dengan Tel Aviv. “Potensi yang bergerak akan memberikan pukulan ke setiap prospek resolusi konflik Arab-Israel, dan PLO akan membatalkan semua perjanjian dengan Tel Aviv,” tambahnya.

Pada awal Desember, Presiden AS Barack Obama memperbaharui keputusan presiden memerintahkan Kedubes AS di Israel untuk tetap di Tel Aviv, meskipun tekanan oleh Kongres dan Israel untuk tidak melakukannya.

Pada September, Trump adalah calon presiden dari Partai Republik pada waktu itu, berjanji pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa ia akan “mengakui Yerusalem sebagai ibukota tak terbagi dari negara Israel” jika ia menang dalam pemilihan Presiden AS tahun ini.(T/M013/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Rekomendasi untuk Anda