Jakarta, 8 Dzulqa’dah 1437/11 Agustus 2016 (MINA) – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan bahwa ide full day school (sekolah satu hari penuh) yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy terlalu terburu-buru dipublikasikan ke masyarakat.
“Jangan ada ide yang belum matang langsung diumbar di publik, hanya akan menimbulkan polemik. Jadi lebih bagus kalau punya ide, dikaji dulu lebih dalam, disimulasikan, jika perlu dibikin semacam percontohannya baru kemudian menjadi kebijakan,” kata Fadli kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) usai Konferensi Pers Jakarta Melayu Festival (JMF) di Tebet Timur, Jakarta, Rabu (10/9).
Menurut Fadli, ide yang dikeluarkan terburu-buru itu hanya akan menimbulkan polemik yang tidak berkesudahan dan tidak prodeuktif. Sebelum menjadi kebijakan, kata Fadli, ide itu harus dikaji apakah layak menjadi kebijakan atau tidak.
“Memang ide pak menteri bagus, tapi perlu dikaji dulu, layak nggak jadi kebijakan. Jangan seperti orang bangun tidur, tiba-tiba punya ide langsung dipublikasikan. Ini yang saya rasa justru menjadi polemik,” kata Fadli.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Dikatakan Fadli, setiap akan mengeluarkan kebijakan yang menyangkut masyarakat luas, harus melihat dampak positif dan negatifnya. Untuk ide Mendikbud misalnya, tetap harus melihat infrastrukturnya, kesiapan guru-gurunya, kesiapan orang tuanya, dan kesiapan terutama dari siswanya sendiri.
“Untuk sekarang, semua itu belum siap,” ujarnya.
Fadli menggarisbawahi bahwa keputusan ini juga akan merubah pola hidup anak, pola hidup orang tua, pola hidup guru, dan merubah iklim pendidikan di Indonesia.
“Harusnya pendidikan Indonesia itu berkelanjutan, tidak boleh berdasarkan selera. Jangan sampai ganti menteri, ganti pula kebijakannya. Ada baiknya melanjutkan kebijakan menteri sebelumnya, kalau perlu ditingkatkan supaya lebih baik lagi. Demikian pula dalam pembentukan kurikulum pendidikannya, bukan digunakan dua, tiga atau lima tahun, tapi selama kurikulum itu baik, maka sudah seharusnya digunakan secara berkelanjutan,” jelas Fadli.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Pendidikan Karakter
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta menggunakan sistem full day school dengan tujuan agar anak terbangun karakternya, selain pula agar tidak sendiri ketika orang tua mereka masih bekerja.
“Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja,” kata Mendikbud Muhadjir dalam keterangannya.
Menurut Muhadjir, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan mengaji sampai dijemput orang tuanya usai jam kerja. Kemudian anak-anak bisa pulang bersama-sama orang tua mereka, sehingga ketika berada di rumah, mereka tetap dalam pengawasan, khususnya orang tua.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Untuk mengaji, katanya, pihak sekolah bisa memanggil guru ngaji atau ustaz yang sudah diketahui latar belakang dan rekam jejaknya. Tetapi kalau mereka mengaji di luar, dikhawatirkan ada yang mengajarkan hal-hal yang menyimpang dari Islam. (L/P011/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis