Jakarta, MINA — Anggota DPD RI Fahira Idris menyatakan, Perdana Menteri India Narendra Modi harus ditegur dan harus bertanggungjawab terhadap meluasnya Islamofobia di negara India.
Fahira menyebutkan terjadinya provokasi dari para elit partainya yang tidak bersahabat dengan umat muslim India dan simbol-simbol Islam, dinilai sebagai pemicu meluasnya Islamofobia di India.
“Negara berpenduduk muslim besar di dunia termasuk Indonesia harus melakukan aksi dan tekanan nyata kepada PM Modi,” tegas Fahira Idris di Jakarta, sebagaimana keterangan tertulis DPD RI, Ahad (12/6).
Menurutnya, pernyataan dua elit BJP yang merendahkan agama Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengonfirmasi bahwa ujaran kebencian terhadap Islam di India dipicu dari mulut elit-elit partai penguasa yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat India.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
“Saya mengutuk keras pernyataan dua elit politisi partai penguasa di India yang merendahkan Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Saya juga mengecam berbagai aksi kekerasan terhadap muslim di India yang hingga saat ini masih terjadi,” ujar Fahira.
Dia mengatakan, tidak dapat dipungkiri sejak Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi berkuasa pada 2014 hingga kini, Islamofobia menyebar cepat di India.
Ujaran kebencian, serangan terhadap rumah ibadah dan komunitas Muslim, bahkan beberapa laporan juga menyebut kekerasan juga dialami kelompok minoritas lain di India, kerap terjadi bahkan memakan korban.
Soal Islamofobia di India kembali mencuat karena baru-baru ini Nupur Sharma juru bicara BJP menghina Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam di sebuah acara debat televisi. Bahkan sebelumnya, Kepala Operasi Media BJP Delhi, Naveen Kumar Jindal juga memposting sesuatu mengenai Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Kejadian ini langsung mendapat protes keras dari Pemerintah negara-negara berpenduduk muslim besar di dunia terutama negara-negara Arab. Bahkan Indonesia lewat Kementerian Luar Negeri mengutuk keras pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam oleh dua orang politisi India ini.
Fahira Idris juga mengapresiasi sikap tegas Kemenlu Indonesia yang mengutuk penghinaan ini dan langsung memanggil dubes India.
Menurut Fahira, Islamofobia yang disertai aksi kekerasan dan penyerangan tempat ibadah umat muslim di India akan terus berulang dan akan semakin mengeras, selama BJP, partai yang dipimpin PM Modi terus menjadikan politisasi agama berupa islamofobia sebagai strategi meraup suara dalam pemilu dalam setiap kampanyenya.
“Dunia harus menegur PM Modi atas atmosfer Islamofobia yang dimunculkan partainya. Munculnya inisiatif boikot produk India di supermarket di beberapa negara Arab harus di menjadi perhatian serius PM Modi. PM Modi harus disadarkan bahwa solidaritas umat muslim di dunia kuat,” imbuhnya.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Fahira Idris yang juga Ketua Umum Daiyat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) ini menyatakan, membiarkan Islamofobia menyemai di India justru akan merugikan India sendiri sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia. (R/R1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga