Gaza, MINA – Pada peringatan 77 tahun Nakba, faksi-faksi Palestina menyatakan bahwa rakyat Palestina kembali menghadapi Nakba di tengah genosida yang dilancarkan oleh pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Mereka menekankan, persatuan nasional dan perlawanan yang teguh tetap menjadi satu-satunya jalan untuk menggagalkan rencana pemindahan dan likuidasi. Almayadeen melaporkan, Kamis (15/5).
Dalam sebuah pernyataan, Hamas menegaskan bahwa persatuan antara rakyat Palestina dan perlawanan mereka telah menggagalkan banyak proyek Israel, dengan menekankan, “Tidak akan ada Nakba baru yang diberlakukan, dan keteguhan Gaza tidak akan dipatahkan.”
Gerakan tersebut menegaskan, pendudukan tidak memiliki legitimasi atas bagian mana pun dari Palestina, dan berjanji perlawanan akan berlanjut hingga pembebasan dan pengembalian.
Baca Juga: Sedikitnya 118 Warga Gaza Syahid di Tengah Kunjungan Trump ke Negara Teluk
Hamas juga menyerukan agar jajaran Palestina bersatu dan strategi perjuangan nasional bersama, menolak segala upaya untuk membubarkan UNRWA atau menghapus tujuan pengungsi. Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap hak untuk kembali dan mengutuk semua proyek normalisasi.
Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) menggambarkan pembantaian yang sedang berlangsung di Gaza dan Tepi Barat sebagai “kelanjutan dari Nakba 1948,” dengan menegaskan perlawanan tetap tidak terputus dan terus menimbulkan kerugian pada pendudukan.
Gerakan tersebut menekankan bahwa “rakyat Palestina akan bangkit dari pertempuran ini dengan lebih kuat.”
PIJ menekankan kejahatan pendudukan yang terus berlanjut, yang dilakukan dengan dukungan dari kekuatan Barat dan Amerika, hanya akan mempercepat runtuhnya proyek Zionis. PIJ juga menyerukan akuntabilitas internasional bagi para pemimpin Israel dan memuji dukungan yang semakin besar dari poros perlawanan, khususnya Yaman, Lebanon, dan Iran.
Baca Juga: Kepala Komando Utara Israel Ori Gordin akan Mengundurkan Diri pada Bulan Juli
Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) menggambarkan situasi di Gaza sebagai “bencana berdarah,” dengan menekankan bahwa tanggapan yang tepat harus berupa pembentukan front perlawanan yang bersatu dan rekonstruksi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) berdasarkan kemitraan dan demokrasi.
Front tersebut memperingatkan terhadap “rencana likuidasi,” termasuk perjanjian normalisasi dan inisiatif regional yang lebih luas yang didukung AS.
Mereka menyerukan pembebasan pengambilan keputusan nasional Palestina dari batasan-batasan Perjanjian Oslo, dan mengakhiri semua bentuk koordinasi keamanan dengan pendudukan Israel.
Ali Faisal, Wakil Ketua Dewan Nasional Palestina, mengatakan peringatan 77 tahun Nakba harus disertai dengan kebangkitan hati nurani internasional. Ia menyerukan diakhirinya segera perang di Gaza dan penerapan resolusi internasional yang menjamin hak rakyat Palestina untuk kembali dan mendirikan negara merdeka.
Baca Juga: PBB: 90% Penduduk Gaza Digusur Paksa oleh Israel
Faisal menambahkan, pendudukan Israel yang didukung AS telah gagal memberlakukan Nakba kedua, mendesak agar para pemimpin Israel dimintai pertanggungjawaban di hadapan pengadilan internasional, menekankan pentingnya memperkuat gerakan rakyat global untuk menghentikan agresi dan mendukung rekonstruksi Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Swiss Desak Israel Cabut Blokade Gaza di Tengah Risiko Kelaparan