Tasikmalaya, MINA – Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU) Jawa Barat melalui program Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA) menyelenggarakan Yout Interfaith Camp (perkemahan anak muda lintas iman) di Vila Kembang Saidah, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, dari Jumat-Sabtu (15-17/12).
Mengambil judul ‘Merawat Keragaman, Menguatkan Kebangsaan Melalui Solidaritas Lintas Iman’ kegiatan diinisiasi Fatayat NU Jabar diharapkan mampu mengatasi permasalahan intoleransi. Menjadi ruang perjumpaan dan ruang aman melalui dialog lintas iman.
Dalam sambutannya Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tasikmalaya, KH Edeng berpesan agar pemuda-pemudi peserta Youth Camp dapat menjadi pelopor dalam mengatasi berbagai perbedaan dimasyarakat membangun Indonesia yang lebih harmonis.
Selain itu, katanya melalui perjumpaan anak-anak muda melalui kemah lintas iman ini diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman antaragama, berdialog terkait agama dan keyakinan masing-masing, dan memecahkan prasangka negatif.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
“Apabila pemahaman dan dialog sudah terbangun, diharapkan masing-masing pemeluk agama bisa saling menghormati dan berkolaborasi dalam kegiatan bersama untuk mempromosikan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia yang lebih bermakna lewat aksi nyata bersama,” ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Ketua PW Fatayat NU Jawa Barat, Hirni Kifa Hazefa, menjelaskan bahwa di bawah pimpinannya, Fatayat NU Jabar banyak memberikan perhatian pada isu-isu Islam inklusif dan moderasi beragama dengan spirit Islam rahmatan lil alamin.
Program Manager JISRA PW Fatayat NU Jabar, Neneng Yanti K. Lahpan berharap kegiatan ini dapat menjadi ‘jisr’ atau jembatan yang menjadi penghubung berbagai perbedaan antar keyakinan menuju kehidupan yang lebih harmonis.
“Program JISRA saat ini telah memasuki tahun ketiga dengan menekankan pada aksi-aksi nyata kolaborasi antar-iman di berbagai tingkatan. JISRA sendiri memberikan perhatian khusus pada suara perempuan dan anak muda dalam isu-isu Kebebasan Beragama dan Keyakinan,” terangnya.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Suasana keakraban terlihat di antara peserta diantaranya belum pernah bertemu sebelumnya. Bagi sebagian besar peserta, pengalaman ini merupakan pertama kalinya sehingga antusiasme, bahkan keharuan, tampak di wajah mereka.
Suasana penuh keakraban dibangun oleh fasilitator dan narasumber yang turut menguatkan tentang keragaman dan mendukung keberadaan berbagai keyakinan, yaitu Pdt Obertina (GKP Pasundan Bandung), Wawan Gunawan dan Risdo Simangunsang (Jakatarub), serta Asep Rizal (Ketua Forum Bhinneka Tunggal Ika, Tasikmalaya).
Kegiatan diharapkan merobohkan ‘tembok-tembok’ menyekat dan membatasi interaksi antar agama dan menjadi ‘jembatan’ menghubungkan relasi antar agama dengan saling menghargai. Hal ini selaras dengan misi JISRA, yang berasal dari bahasa Arab ‘jisr’ artinya jembatan.
Program ini memberikan ruang perjumpaan dan dialog lintas, salah satunya melalui penyelenggaraan perkemahan anak muda lintas iman untuk membangun pemahaman antar-iman dengan pengalaman dan interaksi secara langsung serta intensif.
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad
Kegiatan dihadiri 30 pemuda-pemudi lintas iman dari berbagai agama dan keyakinan seperti Kristen Protestan, Katolik, Sunda Wiwitan, Ahmadiyah, Nasyiatul Aisyiah, Syi’ah dan Persis, yang berasal dari dari Garut dan Tasikmalaya. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini