New York, 25 Rabi’ul Akhir 1436/15 February 2015 (MINA) – Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat (AS) mulai menyelidiki kasus penembakkan tiga warga Muslim setelah beberapa organisasi Muslim dan organisasi masyarakat lainnya mendesak segera dilakukan penyelidikan kejahatan yang penuh kebencian itu.
Beberapa hari setelah penembakan ‘Chapel Hill’, lebih dari 100 advokasi dan organisasi masyarakat meminta Departemen Kehakiman FBI untuk melakukan penyelidikan kejahatan rasial yang penuh kebencian dan meminta secara terbuka mengutuk serangan keji itu.
Untuk meyakinkan komunitas Muslim, pengacara Pemerintahan North Carolina, Ripley Rand, menekankan, pihaknya berkomitmen untuk sepenuhnya menyelidiki kasus tersebut, On Islam melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
“Saya berniat meninjau setiap bagian dari bukti yang terlibat di dalamnya guna memastikan bahwa kita melakukan bagian untuk melihat keadilan ditegakkan,” kata Rand.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Ini jelas menjadi keprihatinan global,” tambahnya.
Sementara Presiden Barrack Obama mengecam keras aksi pembunuhan itu setelah mendapatkan kritikan dari Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan para pemimpin Muslim lainnya karena tidak mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban itu.
“Tidak ada satu pun di Amerika Serikat yang harus pernah menjadi sasaran karena siapa mereka, apa yang mereka terlihat seperti, atau bagaimana mereka beribadah,” kata Presiden dalam pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih, The New York Times melaporkan.
“Seperti yang kita lihat dengan kehadiran mayoritas masyarakat AS di pemakaman itu, kita semua adalah satu keluarga Amerika,” tambahnya.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Seorang pria bersenjata, Craig Stephen Hicks, 46, Selasa (10/2) sore, menembak mati tiga Muslim AS; Deah Shaddy Barakat, 23, istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha, 21, dan adik Yusor, Razan Mohammad Abu-Salha, 19, di dalam apartemen mereka di lingkungan berjarak dua mil dari kampus mereka, University of North Carolina, Chapel Hill.
Hicks dilaporkan menyerahkan diri ke polisi beberapa saat setelah membunuh.
Deah adalah seorang warga Amerika-Suriah, mahasiswa kedokteran gigi di University of North Carolina, dan istrinya, Yusor, seorang warga Amerika-Palestina akan masuk program kedokteran gigi yang sama.
Deah pernah mengirimkan perlengkapan dokter gigi untuk pengungsi Suriah dan suka membantu para tunawisma. Sementara Yusor seorang siswi teladan. Keduanya kelahiran AS.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Di lain pihak, juru bicara PBB, Stephane Dujarric memuji tiga korban Muslim dan menyebut mereka telah mewakili nilai-nilai terbaik kewarganegaraan internasional.
“Pada saat ketegangan mengganggu yang dipicu oleh mereka yang berusaha untuk memutarbalikkan keyakinan dan menabur perpecahan, tiga orang muda ini mewakili nilai-nilai terbaik kewarganegaraan internasional, kasih sayang aktif untuk membangun dunia yang lebih baik bagi semua,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel