Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena ‘Wolf Moon’ Bulan Purnama di Januari

Rana Setiawan - Jumat, 26 Januari 2024 - 14:20 WIB

Jumat, 26 Januari 2024 - 14:20 WIB

50 Views

Bandung, MINA – Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Farahhati Mumtahana menyempaikan, fenomena astronomi sepanjang tahun beragam jenisnya, salah satunya adalah Bulan Purnama. Wolf Moon (Bulan Serigala) merupakan nama tradisional untuk Bulan Purnama yang terjadi pada bulan Januari.

Dalam keterangan tertulis BRIN yang diterima MINA, Jumat (26/1), Farah menjelaskan, ada beberapa istilah nama lain untuk Bulan Purnama.

Bulan Purnama terjadi setiap 29 hari, yang berarti sebagian besar bulan mempunyai satu Bulan Purnama (meskipun jarang terjadi dua Bulan Purnama dalam satu bulan kalender, bulan kedua disebut Bulan Biru).

Bulan Purnama terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan. Bulan menjadi tampak penuh dikarenakan semua sisinya terkena sinar matahari. Belahan Bumi yang mengalami fase malam akan melihat bentuk Bulan bulat sempurna.

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

“Menurut NASA, di Amerika Serikat, Bulan Purnama setiap bulan memiliki nama tradisional yang dikaitkan dengan cuaca, tanaman yang sedang musim, atau hewan yang mungkin dilihat pada waktu tersebut. Nama-nama tradisional ini tercantum dalam Almanak Petani, yang menulis bahwa nama-nama ini berasal dari sejumlah tempat, termasuk sumber-sumber penduduk asli Amerika, kolonial Amerika, dan Eropa,” jelasnya.

Farah melanjutkan, disebut Wolf Moon karena serigala lebih sering terdengar melolong di bulan Januari. Namun, kita sekarang tahu bahwa serigala sebenarnya tidak melolong lebih banyak di bulan Januari dibandingkan bulan lainnya.

Wolf Moon terjadi pada dini hari, Jumat (26/1) pukul 00.53 WIB. Menurut Farah, Bulan Purnama yang terjadi tidak menyebabkan dampak signifikan pada kehidupan di Bumi. Masyarakat bisa melihat Bulan Purnama yang indah secara langsung, asalkan cuaca cerah atau tidak mendung.

Bulan Purnama akan membuat langit malam lebih terang dari biasanya. Sehingga, meskipun langit cerah, cahaya bintang-bintang terutama di sekitar Bulan akan kalah. Namun, biasanya planet yang terang akan tetap terlihat, seperti Mars, Jupiter, dan Saturnus yang tampak di bulan Januari ini.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Efek yang cukup umum karena Bulan Purnama yaitu fenomena air pasang akibat gravitasi Bulan. Selain itu, Bulan Purnama juga biasanya mempunyai pengaruh khusus pada spesies tertentu, seperti migrasi dan perkembangbiakan.

Namun, karena maraknya polusi cahaya sehingga langit sering terang benderang karena sorotan lampu, pengaruh Purnama pada spesies ini cukup terdampak.(R/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Kolom
Breaking News
Afrika
Feature