Zamboanga City, 24 Jumadil Awwal 1437/3 Maret 2016 (MINA) – Pihak Keamanan Filipina sedang menyelidiki dua warga Filipina yang ditangkap menyusul penembakan yang melukai ulama Saudi Syaikh Dr. ‘Aaidh bin Abdullah Al-Qarni, dan Syaikh Turki Assaegh, seorang Atase Agama dari Kedutaan Arab Saudi di Manila.
Media setempat Mindanao Examiner menyebutkan, polisi telah menangkap dua pria bernama Junaide Cadiry Saleh (36 th), dari Barangay Taguiti dan Mujer Milasan Abubakar (31 th), dari Khamis Sta. Barbara. Mereka berusaha melarikan diri setelah insiden itu dengan memanjat dinding kampus Western Mindanao State University (WMSU), Jalan Barangay, Baliwasan, Zamboanga City, Filipina bagian selatan.
“Mereka sedang diselidiki atas kemungkinan keterlibatan mereka dalam serangan itu,” sumber polisi menyebutkan.
Selain dua pria, polisi juga sebelumnya telah menembak mati pria bersenjata bernama Rugasan Kiliste Misuari III (21 tahun), saat mencoba melarikan diri setelah menembak dua ulama tersebut.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Misuari diidentifikasi tinggal di Blok 4, Lot 6, Tahap 2, Paraiso Homes Subdivisi, Barangay Tumaga di Zamboanga City.
Di tempat kejadian, polisi menemukan sebuah seragam universitas di dalam tas pelaku, pistol kaliber 45 pistol, tiga peluru kaliber 45, empat peluru 9mm, satu tas bahu yang berisi dua kemeja, kunci motor Honda 100 dan majalah.
“Kami sedang menyelidiki insiden ini,” kata juru bicara polisi Inspektur Senior Helen Galvez, kepada wartawan.
Inspektur Galvez menyebutkan, sedang diselidiki bagaimana pria bersenjata itu berhasil menyelinap dan membawa pistol, kaliber 45, yang digunakan dalam aksi penembakan, meskipun pihak keamanan telah melakukan pengamanan ketat di gerbang universitas.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Menurutnya, Misuari diduga adalah mahasiswa tahun kelima fakultas teknik dari universitas tersebut. Namun, Bagian Administrasi Universitas belum mengeluarkan pernyataan mengenai insiden tersebut dan apakah Misuari adalah benar-benar seorang mahasiswa dari universitas itu.
Walikota Zamboanga, Beng Climaco telah memerintahkan penyelidikan penembakan. Dia mengatakan, pembicara tampil pada Kuliah Umum Islam atas undangan Dewan Ulama Zamboanga Peninsula.
“Saya memerintahkan polisi untuk mengusut tuntas penembakan dan motifnya,” katanya.
Kini kedua ulama itu dievakuasi ke ibukota Manila dengan pesawat pribadi Arab Saudi.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
The Philippine Star melaporkan, penyelidikan awal polisi menunjukkan bahwa Al-Qarni dan Assaegh baru saja meninggalkan acara kuliah umum, dan akan meninggalkan tempat menuju kendaraan mereka. Ketika itu tiba-tiba pria bersenjata muncul dari kerumunan pengunjung di luar gerbang dan menembak Al-Qarni dari jendela yang terbuka di sebelah kanan sisi kendaraan.
Pria bersenjata itu kemudian berbalik ke sisi lain dan menembak Syaikh Assaegh melalui jendela sisi pengemudi kendaraan.
Pengawalan polisi yang tak jauh dari kendaraan pelaku, dengan cepat merespon dan menembak mati pria bersenjata itu.
Syaikh Al-Qarni mengalami tiga luka tembak di bahu kanan, lengan kiri dan dada tengah. Sementara Syaikh Assaegh menderita luka tembak di paha kanan dan kaki kiri.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Terkait ISIS
Media lokal Filipino Times menyebutkan, sebelumnya media internasional melaporkan bahwa Islamic State (ISIS) telah menjadikan Syaikh Al-Qarni sasaran. Media juga mengatakan ISIS telah meminta anggota dan pendukungnya untuk membunuh Syaikh Al-Qarni karena ceramah-ceramahnya yang dianggap mengkritik kelompok militan.
Sebuah laporan tahun 2012 oleh Proyek Investigasi Terorisme mengatakan, Syaikh Al-Qarni telah dihalangi oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri di Amerika Serikat untuk menghadiri Konferensi Islam Nasional di Chicago, AS.
Laporan Manila Times juga mengatakan bahwa dalam ceramah-ceramah Al-Qarni tahun 2005, berdasar pantauan Institut Penelitian Media Timur Tengah, menyerukan jihad melawan pasukan Amerika di Fallujah.
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan
Menurut sebuah laporan oleh kantor berita Prancis, nama Al-Qarni adalah satu di antara sejumlah ulama Saudi yang ada dalam daftar target ISIS, yang dimuat dalam edisi terbaru majalah online bulanan, Dabiq. Dalam sebuah artikel Dabiq berjudul “Bunuh Imam kufur”, ISIS menuduh ulama itu telah murtad, dan menyerukan untuk bertindak melawannya.
Belum ada pernyataan langsung dari Kedutaan Saudi di Manila, maupun pernyataan pemerintah Aquino atau Departemen Pertahanan setempat atas insiden serangan itu.
Keamanan Diperketat
Juru bicara Departemen Luar Negeri Filipina, Charles Jose mengatakan bahwa Kedutaan Arab Saudi meminta keamanan yang lebih ketat untuk kedutaan dan maskapai nasional Arab mengantisipasi ancaman yang tidak ditentukan itu.
Baca Juga: Polisi Mulai Selidiki Presiden Korea Selatan terkait ‘Pemberontakan’
“Kami percaya bahwa lembaga penegak hukum kami sedang melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden penembakan itu,” kata Jose.
“Departemen Luar Negeri menyesalkan terjadinya insiden penembakan. Kami berdoa untuk pemulihan cepat dari Dr. Al-Qarni dan Syaikh Assaegh,” sebuah sumber menyatakan.
Susan Ople, salah seorang pekerja advokat setempat juga menyerukan perlindungan tambahan bagi diplomat asing, menyusul insiden penembakan di Zamboanga City.
Ople mencatat bahwa Raja Arab Saudi baru-baru ini mengeluarkan perintah kerajaan membebaskan hukuman imigrasi para pekerja asal Filipina yang bekerja di perusahaan Mohammad Al-Moji Grup, dan segera bisa melakukan pemulangan mereka secara massal.
Baca Juga: Korut Tegaskan Dukungan kepada Rusia dalam Menghadapi Ukraina
Dia mengatakan Arab Saudi selalu merespon positif permintaan dari pemerintah Filipina dalam kaitannya dengan masalah pekerja Filipina di Saudi.
“Paling tidak, kita bisa memastikan bahwa diplomat mereka aman dan di luar jangkauan kelompok ekstremis, baik lokal maupun asing, dalam batas negara kami,” tambahnya. (T/P4/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menlu Iran: Asia Barat Mustahil Damai Tanpa Diakhirinya Pendudukan Zionis