Betlehem , MINA – Film dokumenter Israel “Tantura” yang menyoroti pembunuhan pasukan Israel terhadap warga Palestina pada tahun 1948 telah dibuka di bioskop AS dan Palestina pekan ini.
Film ini berfokus pada nasib penduduk Palestina pada musim panas 1948. Pembunuhan massal oleh tentara Israel adalah bagian dari peristiwa suram yang mencakup pembunuhan, pemerkosaan, dan penjarahan.
“Tantura” menyajikan kesaksian lisan dari mantan anggota militer Israel yang mengenang pembantaian ratusan warga Palestina di desa Tantura dan membuang tubuh mereka ke kuburan massal.
Kesaksian yang mengejutkan menunjukkan, bagaimana tentara Israel memperkosa seorang gadis berusia 16 tahun, mengumpulkan warga Palestina ke dalam kandang kawat berduri, dan menembak mati mereka dengan senapan mesin dan pelontar api.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Ide film itu ditulis lebih dari dua dekade lalu oleh seorang mahasiswa, Teddy Katz, yang menerima banjir kritik, didokumentasikan melalui wawancara dengan tentara dan warga Palestina pembantaian tentara Israel di desa Tantura, di selatan Haifa pada Mei 1948.
Tesis, yang mendapat nilai tinggi tersebut, tidak diperhatikan sampai surat kabar Israel Maariv menerbitkan temuannya pada tahun 2000. Para veteran Brigade Alexandroni menggugat Katz karena pencemaran nama baik. Katz ditekan untuk menandatangani surat pencabutan yang menyatakan jika pembantaian itu tidak terjadi, dan berlanjut universitas mencabut gelarnya.
Terhitung 140 jam wawancara audio dengan 135 orang, saksi Palestina dan Israel (pelaku) peristiwa dilakukan oleh Alon Schwartz, direktur film dokumenter tersebut.
Wawancara menunjukkan, setidaknya 200 penduduk desa ditembak oleh tentara yang marah dan mengamuk di seluruh desa.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Pada tanggal 15 Mei 1948, sekitar 750.000 warga Palestina diusir paksa dari tanah mereka oleh pasukan Israel dan sebagian besar mengungsi di Tepi Barat yang diduduki, Jalur Gaza, dan negara-negara tetangga Palestina. Saat ini, sekitar 5 juta warga Palestina masih terlantar dan tidak diberi hak untuk kembali ke tanah air mereka. (AT/ara/P2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan