Homs, 27 Dzulhijjah 1437/29 September 2016 (MINA) – Setelah sukses menyelenggarakan Pekan Film Indonesia di Kota Lattakia pada 21-23 September 2016, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus Suriah menghibur warga setempat dengan menggelar Pekan Film Indonesia di kota Homs pada 28-30 September 2016.
Bertempat di Gedung Kebudayaan setempat, pembukaan Pekan Film Indonesia di Homs (28/9) dihadiri oleh sekitar 500 penonton yang penasaran ingin menyaksikan film-film terbaik Indonesia.
Gemuruh tepuk tangan memenuhi teater utama Gedung Kebudayaan Homs, ketika Duta Besar RI untuk Suriah Djoko Harjanto, Gubernur Homs Talal Barazi, para anggota parlemen asal Homs, dan para pejabat daerah Homs memasuki ruangan.
Kantor Berita Islam MINA dari sumber KBRI Damaskus melaporkan, acara dimulai dengan mengheningkan cipta dan menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara, dilanjutkan dengan sambutan Gubernur dan Dubes RI.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Selamat datang di Kota Homs, ibukota kebudayaan Suriah,” sambut Gubernur Homs, Talal Barazi, kepada Dubes Djoko dan rombongan.
“Kami pastikan penyelenggaraan Pekan Film Indonesia di Homs akan lebih meriah dari kota lain, karena kecintaan warga Homs terhadap kebudayaan yang sangat besar,” lanjutnya.
Sementara itu, Dubes RI Djoko Harjanto menyambutnya, “Kami berkeliling ke kota-kota besar di Suriah menyelenggarakan Pekan Film Indonesia dengan pesan perdamaian dan persahabatan pada luka konflik di Suriah,” ujarnya.
“Semoga melalui event kebudayaan ini diharapkan akan semakin menguatkan hubungan Indonesia-Suriah pada level masyarakat,” imbuhnya.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Membalas sambutan meriah dari gubernur dan warga Homs, Dubes Djoko secara spontan menampilkan keahliannya bermain saxophone pada saat acara pembukaan. Lagu “Aku Masih Seperti yang Dulu” dan “Where Does My Heart Beat Now” pun memeriahkan suasana sebelum pemutaran film.
Film “Habibie-Ainun” yang diputar perdana pada festival film Indonesia pertama kali di Homs sukses menghibur Homs petang itu.
“Luar biasa besar kecintaan Presiden Habibie terhadap istrinya itu,” tutur Naya Kailani, salah seorang penonton, sambil menyeka air matanya. “Sungguh film yang sangat menyentuh hati,” ujarnya terisak.
“Saya salut dengan gagasan menyatukan 17 ribu pulau-pulau di Indonesia menggunakan pesawat,” ujar Gubernur Homs Talal Barazi seusai tamat menonton film Habibie-Ainun.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Di Suriah, kami hanya memiliki satu pulau saja. Saya tidak bisa membayangkan betapa besarnya Indonesia itu,” ujarnya.
Ditambahkan oleh Pejabat Penerangan dan Sosbud KBRI Damaskus, AM Sidqi, Kota Homs sengaja dipilih sebagai kota tempat penyelenggaraan Pekan Film Indonesia, di samping Lattakia dan Damaskus. Ini karena Homs merupakan kota kebudayaan yang memiliki fasilitas teater memadai dan kota yang berhasil menerapkan rekonsiliasi untuk mengakhiri konflik.
Pada awal krisis tahun 2012, Kota Homs merupakan kota yang paling hancur di Suriah. Hampir seluruh kawasan Kota Tua Homs hancur-lebur karena konflik, seperti Masjid Khalid bin Walid dan pusat kota Homs.
Bahkan Homs sempat dijuluki sebagai ibukota revolusi dan pemberontakan.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Baru pada tahun 2014, Kota Homs berhasil dikuasai sepenuhnya oleh Pemerintah Suriah melalui rekonsiliasi.
“Dengan demikian, diplomasi perdamaian dan persahabatan melalui film akan menemukan rumahnya di Kota Homs ini,” ujar Sidqi.
Ia menambahkan, tanggal 5-7 Oktober 2016 akan menjadi puncak Pekan Film Indonesia di Suriah, yaitu digelar di Gedung Opera Damaskus.
Menteri Kebudayaan dan kalangan diplomatik diperkirakan akan hadir di Gedung Kebudayaan termegah di Suriah itu. (T/P4/P2)
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Julani Sampaikan Pidato Kemenangan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)