Ramallah, MINA – Sebuah komite yang mewakili pekerja sektor sinematik Palestina pada hari Selasa (20/9), menominasikan film Palestina ‘Mediterranean Fever’ untuk ajang Piala Oscar 2023.
Panitia, yang dimandatkan oleh Kementerian Kebudayaan, memilih Mediterranean Fever, sebagai entri resmi negara untuk Oscar edisi ke-95, yang dijadwalkan pada 12 Maret 2023 di Los Angeles, Wafa melaporkan.
Palestina telah mengirimkan 15 film untuk Film Berbahasa Asing Terbaik sejak 2003.
Dalam sebuah wawancara dengan situs baru Variety, sutradara Palestina Maha Haj mengungkapkan bahwa Mediterranean Fever menceritakan dinamika persahabatan laki-laki dan ketegangan hidup di bawah pendudukan.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
Film yang halus dan lembut mengikuti pria keluarga Waleed, yang depresi kronisnya menghalangi impiannya untuk menulis dan membawanya ke jalan tetangga dan penjahat kecil Jalal, di mana tragedi menunggu. “Mediterranean Fever” adalah produksi bersama antara Palestina, Jerman, Prancis, Siprus dan Qatar, dengan penjualan ditangani oleh Luxbox.
Dia mengatakan ide itu datang lima tahun yang lalu, sambil mengatakan film ini sebagian tentang rasa frustrasi yang kita alami setiap hari, apakah kita berada di Gaza, Tepi Barat, di dalam negara Israel atau diasingkan. Ini adalah perasaan terpenjara dan tidak tahu kapan Anda akan bebas, apakah Anda akan bebas.”
Mengomentari setting film, kota Haifa, Haj menjelaskan bahwa dia tidak mewakili Haifa sebagai situs koeksistensi antara orang Yahudi dan Arab (Palestina), tetapi sebagai Haifa bersejarah yang diduduki pada tahun 1948, ketika begitu banyak lingkungan ditinggalkan, diabaikan, seperti kota hantu, dan orang-orang yang tinggal di sana terpaksa pergi.
“Ini adalah Haifa yang ingin saya tunjukkan, dengan cara tertentu.” Katanya. (T/R7/P2)
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)