Film ‘Potret Guru Ngaji di Pedalaman’ Diputar Perdana di Bayt Al-Qur’an

Jakarta, MINA – Gala Premiere Film ‘Dokumenter ’ berlangsung di ruang audio visual Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal () TMII yang juga menjadi kantor Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Balitbang-Diklat Kementerian Agama. Film ini diproduksi Forum Pelayan Al-Qur’an (FPQ).

Kepala Bidang Dokumentasi dan Bayt Al-Qur’an LPMQ Kementerian Agama, Nani, mengapresiasi gala premiere ini di BQMI. Hal itu sejalan dengan fungsi museum sebagai sarana hiburan sekaligus edukasi.

“Kami terbuka menjalin kerjasama dengan komunitas-komunitas yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu terkait kealqur’anan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (23/5), demikian dikutip dari Kemenag.

Nani juga mengapresiasi insiatif FPQ membuat film dokumenter bagi para guru ngaji di pedalaman. Meski jauh dari akses dan pantauan masyarakat, guru ngaji ini tetap mengabdi untuk Al-Qur’an semata-mata karena Allah.

“Film ini mengajarkan kita tentang keteladanan yang patut diberikan apresiasi meskipun mereka hanya berharap kepada Allah,” tuturnya.

Gala premiere ini dimeriahkan kehadiran artis Dewi Sandra, sosok publik figur yang sedang giat dalam komunitas HijrahFest. Dewi Sandra secara sukarela hadir untuk mendukung program mulia ini. Usai menonton film, Dewi mengapresiasi sang sutradara. Dia berjanji akan ikut mensosialisasikan film ini dan program peduli guru ngaji di kalangan artis dan komunitas Hijrahfest.

Film dokumenter Potret Guru Ngaji di Pedalaman ini disutradarai Sigit Ariansyah. Rencananya, film ini akan dibuat serial dengan nama CeritaQu. Film ini akan memotret secara berseri sosok-sosok mulia yang telah mendedikasikan dirinya untuk khidmat Al-Quran di seluruh pelosok negeri ini. Sigit berharap, film bisa menginspirasi umat dan berbagai pihak dalam syiar Al-Quran dan membumikannya di negeri dengan jumlah muslim terbesar di dunia ini.

Pembina FPQ Suryo Alam mengaku akan terus memaksimalkan pelayanan terhadap Kitab Suci. Sesuai namanya, FPQ akan melayani Al-Quran dan para ahlul Quran dengan berbagai program. Salah satunya, sejak 2009 FPQ menjadi wadah silaturrahim bagi para penghafal Al-Quran dalam menjaga hafalan mereka melalui khataman atau simaan Al-Quran yg diselenggarakan rutin setiap bulan.

FPQ, lanjut Suryo, juga mencetak dan mendistribusikan Mushaf Al-Quran wakaf untuk para santri pesantren tahfizh di seluruh Indonesia. Saat ini, total Al-Quran yang sudah dicetak mencapai 700.000 mushaf. FPQ juga telah mewakafkan master Mushaf Al-Quran siap cetak yang dapat digunakan oleh penerbit Al-Quran secara gratis.

Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) Saefullah Ma’sum juga mengapresiasi kehadiran film dokumenter ini. Dia berhara, FPQ terus berkarya dan ikut mengawal syiar-syiar Al-Quran, utamanya dalam ikut memberikan pemahaman yang moderat dan menghormati nilai-nilai keindonesian selama tidak bertentangan dengan syariat. (R/R10/RI-1)

 

Mi’raj News Agency