Riyadh, MINA – Sebuah kasus flu burung ditemukan di sebuah peternakan di Riyadh, tetapi pejabat pertanian Arab Saudi meyakinkan publik bahwa wabah penyakit terbaru itu tidak menimbulkan risiko bagi manusia.
Kasus flu burung yang sangat patogenik (H5N8]) ditemukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian di sebuah peternakan unggas di Ibu Kota. Namun, langkah-langkah diambil dengan cepat untuk menghentikan penyebaran virus.
Jurubicara Kementerian Abdullah Aba Al-Khalil mengatakan pada Selasa (4/2), kasus itu tidak dapat ditularkan ke manusia, demikian dikutip dari The New Arab, Kamis (6/2).
Kasus pertama flu burung didaftarkan di Kerajaan pada tahun 2017, tetapi sejak itu telah diatasi.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Meskipun ada jaminan, Kementerian Pertanian telah mendesak peternakan unggas lokal untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat ketika berhadapan dengan burung.
Mereka juga disarankan untuk segera melaporkan dugaan kasus penyakit tersebut.
Khalil juga mendesak warga Saudi untuk menahan diri dari berburu burung liar untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus yang berpotensi mematikan.
Flu burung H5N1 muncul pada tahun 2003 dan menewaskan lebih dari 400 orang, terutama di Asia Tenggara.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Wabah ini pertama kali merusak peternakan unggas di Hong Kong, sebelum menjangkiti manusia. WHO mengumumkan keadaan darurat kesehatan global, tetapi jumlah korban tetap terbatas.
Munculnya virus corona yang baru telah memicu kepanikan di seluruh dunia atas meningkatnya risiko virus yang terkait hewan terhadap kesehatan manusia.
Virus baru ini telah menewaskan sedikitnya 563 orang, menularkan lebih dari 28.018 di daratan China dan sudah menyebar ke 25 negara. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)