Jakarta, MINA – Forum Jurnalis Muslim (Forjim) bersama LPPDI Thoriquna dan Wahana Muda Indonesia (WMI) mengadakan diskusi media dengan judul Jangan Panik Kita Bisa Atasi Virus Corona di Markaz Community Center, Jakarta Timur, Sabtu (7/3).
Narasumber adalah Founder & Chairman Junior Doctors Network (JDN) Indonesia dr Andi Khomeini Takdir dan Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani.
“Para ahli di Indonesia dapat menemukan vaksin untuk virus corona. Sebab potensi Indonesia untuk pembuatan vaksin dan obat-obatan untuk virus corona sangatlah besar,” kata dr Andi Khomeini Takdi.
Menurutnya Indonesia bisa menemukan vaksin virus corona, hal Ini adalah kompetisi di antara 93 negara yang saat ini terkena penyebaran virus corona.
Baca Juga: Sabtu, Udara Jakarta Tidak Sehat bagi Kelompok Rentan
Terkait telah diumumkannya pasien COVID-19 di Indonesia oleh pemerintah, Andi mengimbau agar masyarakat tidak terlalu panik.
“Masyarakat, hanya perlu melakukan antisipasi. Tidak perlu merespon wabah dengan kepanikan. Tak ada yang perlu cemas, takut, panic buying, tapi harus melakukan antisipasi,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani menyatakan kepanikan itu, diperparah dengan rendahnya literasi masyarakat di era digital ini yang sulit membedakan antara fakta dengan berita bohong alias hoaks.
“Sementara pemerintah, kalau menurut netizen sekarang, terlalu santuy. Masyarakat mencari informasi sendiri,” kata Anggota Fraksi PKS di DPR itu.
Baca Juga: Indonesia Usung Prof. Hikmahanto Juwana di Lembaga Hukum Internasional
Sebagai contoh kecil, kata Netty, di kalangan Anggota DPR saja, masih terjadi kebingungan dalam membedakan kegunaan dan fungsi masker.
Karena itu ia menyarankan agar pemerintah menggunakan media yang dimiliki, seperti TVRI, untuk mengeluarkan pengumuman terkait COVID-19 secara teratur. “The Media’s the most powerful entity on earth,” kata Netty sembari mengutip pernyataan Malcolm X.
Walaupun terlambat, Netty mengapresiasi akhirnya pemerintah menunjuk seorang jurubicara penanganan COVID-19, yakni Achmad Yurianto, yang dia nilai mampu menyampaikan secara baik informasi tentang COVID-19. Yuri adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan. “Better late than never,” kata dia. (L/R3/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Salurkan ke Pelosok Desa Hingga Palestina, BAZNAS Targetkan 7.000 Hewan Kurban
Baca Juga: Beri Selamat kepada Paus Leo XIV, Prof Sudarnoto Seru Vatikan untuk Perdamaian Dunia
Baca Juga: Ketegangan India-Pakistan Memuncak, Sukamta Serukan Penahanan Diri
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Uji Coba Vaksin TBC M72 di Indonesia Aman dan Bermanfaat