Monywa-Myanmar, 12 Jumadil Awwal 1436/3 Maret 2015 (MINA) – Fotografer lepas dan aktivis, Aung Myo Nay yang ditahan oleh polisi Monywa karena memposting foto sindiran terhadap militer di jejaring sosial facebook akhirnya dibebaskan.
Media DVB seperti dikutip Miraj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Aung Myo Nay bebas pada Senin (2/3).
“Saya dibebaskan oleh polisi setelah mereka memanggil saya untuk melakukan diskusi,” katanya.
Dia mengatakan, panggilan yang dilakukan oleh pihak berwajib tersebut lebih disukai dengan menyebutnya diskusi. Saat diwawancarai ia mengatakan, pihaknya berterima kasih karena telah dibebaskan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Saya ingin berterima kasih kepada semua perhatian mereka dan membantu saya untuk keluar,” tegasnya.
Dia menambahkan tidak ingin mendiskusikan rincian lebih lanjut atas bebasnya ia dari tahanan.
Pihak keamanan Myanmar menahan Aung Myo Nay (37), pada Jumat pagi (27/2) di rumahnya di kota Monywa, wilayah Sagaing.
“Awalnya mereka menggeledah studio fotonya mencari obat-obat terlarang. Setelah mereka tidak mendapatkannya, mereka mengambil peralatan kerja, termasuk buku harian, laptop, dan cctv,” kata anggota keluarganya, yang tidak ingin disebut namanya.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Aung Myo Nay kemudian dibawa ke penjara Monywa dan dikenakan tuduhan memfitnah pemerintah atau militer, dan dijerat hukuman tujuh tahun penjara.
Surat pengaduan polisi Cabang Khusus menuduh fotografer dan kelompok tertentu mencoba untuk menghancurkan reputasi pemerintah.
Pengaduan tersebut terjadi karena tersebarnya selebaran photoshop film tentang pertempuran sengit yang terjadi awal 1970-an antara militer Myanmar dan oposisi di bagian timur negara bagian Shan.
Wajah para aktor diganti Aung Myo Nay dengan pejabat pemerintah dan tokoh militer, termasuk panglima militer saat ini Min Aung Hlaing, ketua parlemen Shwe Mann, menteri informasi Ye Htut dan biksu-nasionalis Wirathu.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mantan pemimpin junta Than Shwe dan presiden Than Sein juga termasuk dalam beberapa poster yang ada.(T/P004/R11)
Miraj Islam News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon