Ankara, 29 Ramadhan 1437/4 Juli 2016 (MINA) – Armada kapal kemanusiaan internasional untuk Palestina yang dikenal Freedom Flotilla menegaskan koalisinya akan terus melakukan misi mereka sampai blokade yang menimpa Gaza diakhiri.
“Freedom Flotilla akan berlanjut sampai pelabuhan Gaza dibuka, dan warga Palestina bisa mengambil ikan dari lautnya, melakukan ekspor dan impor dengan bebas tanpa ada ketakutan dan penderitaan setiap hari,” tulis pernyataan dalam lama resminya baru-baru ini.
Untuk misi terbarunya, Freedom Flotilla berencana melakukan pelayaran para aktivis wanita internasional yang akan berlayar pertengahan September mendatang. Seluruh kru dan peserta dalam kapal akan tersusun dari para wanita seluruh dunia.
Misi tahun ini akan diberi nama Women Boat To Gaza (WBG) dan salah satu pesertanya Cigdem Topçuoglu yang suaminya dibunuh tentara Israel saat melakukan misi dalam koalisi Freedom Flotilla pertama, Mavi Marmara pada 2010.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Kehadiran Topçuoglu menjadi saksi sejarah bahwa koalisi kemanusiaan ini tidak akan dihentikan sampai blokade Israel di tanah Gaza dihentikan.
Jalur Gaza dikenal sebagai penjara terbesar di dunia, karena lebih dari 1,8 juta orang yang hidup di dalamnya sejak 2007 tidak bisa mengakses segala kebutuhan hidup mereka seperti impor dan ekspor, kebutuhan penggunaan laut yang dibatasi, bandar udara dan pelabuhan ditutup total, serta perbatasan yang dijaga ketat.
Salah satu satu peserta Mavi Marmara yang juga anggota parlemen Knesset Israel dari Arab Haneen Zoabi mengatakan salah satu upaya rekonsiliasi Palestina-Israel merupakan bentuk penekanan yang jelas akan pembunuhan yang akan terus dilakukan Israel. Zoabi menyeru kapal kemanusiaan Freedom Flotilla terus berlayar ke Palestina.
Freedom Flotilla didirikan oleh LSM dari berbagai negara dan tidak berhubungan dengan pemerintah atau partai politik tertentu. Koalisi ini merupakan bentuk dukungan rakyat untuk rakyat.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Husein Oruç, salah satu anggota yayasan bantua kemanusiaan Turki IHH mengatakan bahwa para aktivis Freedom Flotilla dan seluruh keluarga besarnya tidak mencari permohonan maaf Israel atas kasus Mavi Marmara, maupun kompensasi kepada para korban yang sempat ditawarkan Israel, namun mereka akan terus melakukan misi tersebut sampai pengepungan terhadap Gaza di akhiri.(T/R04/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian