Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FREEMASON DAN THE KNIGHT TEMPLAR

Bahron Ansori - Jumat, 27 Juni 2014 - 16:47 WIB

Jumat, 27 Juni 2014 - 16:47 WIB

1619 Views

FREEMASON.jpg">FREEMASON-300x198.jpg" alt="FREEMASON" width="381" height="278" />Oleh Bahron Ansori / Redaktur MINA

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa freemason atau freemasonry adalah salah satu bagian dari Secret Societies (Organisasi Rahasia). Karena sifatnya yang rahasia, maka sedikit sekali informasi secara faktual dapat diperoleh pihak luar.
Tentang definisi freemason itu sendiri terdapat berbagai pendapat. Namun, disepakati bahwa tujuan utama para mason adalah melindungi Yahudi dan ajarannya.

Menurut mereka, freemason mengajarkan kebebasan dalam arti yang sebenarnya. Manusia harus bebas dari segala dogma (kepercayaan/keyakinan) agama. Mereka tidak boleh menjadi budak dari paham-paham yang tidak masuk akal dan tanpa bukti empiris.

Untuk itu, mereka yakin bahwa manusia unggul (uber mensch), sebagaimana yang dicita-citakan Friedrich W Nietzsche (1944 – 1900, adalah seorang filsuf Jerman yang menantang dasar-dasar kekristenan dan moralitas tradisional) harus diwujudkan. Manusia lemah yang diperbudak oleh agama harus disingkirkan. Di dunia ini hanya ada satu tipe bangsa yang unggul, yaitu mereka yang mau menerima ajaran freemason. Ajaran falsafahnya adalah kesamaan hak, kesetaraan derajat dengan semboyan liberte, egalite, fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah

Berdirinya organisasi ini sudah sangat lama, walaupun nama sebelumnya tidak memakai nama freemason. Dari catatan kuno, terdapat fakta bahwa gerakan ini mulai muncul di permukaan sebagai penentang ajaran Kristus yang berada di tengah-tengah masyarakat, kemudian dibubarkan oleh sebuah ordo kerajaan gereja, sesuai lembaran Dekrit Gereja no. XXXVI vol. 25 Concillium Avenionense; pada tahun 1326. Untuk sementara, setelah De Molay sebagai anggota freemason tingkat “grand master” dibakar hidup-hidup oleh gereja, freemason menghilang dan muncul kembali tiga ratus tahun kemudian, yaitu pada tanggal 16 Oktober 1646 di Inggris.

The Knight Templar (Ksatria Templar) 
 
Freemason sebagai organisasi rahasia, agama, sekaligus ideologi, tidak dapat dipisahkan dari The Knight Templar (Ksatria Templar). Ksatria Templar atau The Knight Templar adalah legiun pasukan perang, intelijen, pengawal kepercayaan raja yang ikut serta secara aktif menjadi pasukan Perang Salib (The Crusader), terutama mendampingi panglima Aliansi Kerajaan Kristen Eropa melawan para mujahidin Salahudin sang legendaris.

Para ksatria ini sangat disiplin, seperti tentara khusus. Mereka mencukur rambutnya, tetapi membiarkan jenggotnya.

“Ksatria Templar telah disumpah untuk hidup sederhana, kesucian, dan pengabdian. Mereka diwajibkan untuk mencukur seluruh rambutnya dan membiarkan jenggotnya tumbuh subur yang membedakannya dari kebanyakan kaum laki-laki pada saat itu, yang justru menampilkan wajahnya yang kelimis.” (Michael Baigent hlm. 63).

Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Setelah Perang Salib berakhir, para Ksatria Templar kembali ke Eropa dan menjadi rentenir, bahkan memegang kunci keuangan kerajaan. Pengalaman pengelolaan keuangan tersebut diperolehnya, selama mereka ikut bertempur membantu dan mendampingi Raja Richard si Hati Singa melawan para mujahidin Islam. Pada saat itu, mereka menyaksikan kemajuan manajemen keuangan serta perkembangan ilmu pengetahuan umat Islam. Belajar dari umat Islam tersebut, para Ksatria Templar menjadikan Kota Paris sebagai pusat lalu lintas keuangan. Mereka pun dikenal sebagai ahli dalam bidang penukaran uang (money changer).

“Para Templar dikenal sebagai ahli bidang penukaran uang dan pencetus perbankan, dan menjadikan Paris sebagai pusat lalu lintas keuangan Eropa. Ini kemungkinan munculnya cek (cheque), yang digunakan hingga saat ini, yang ditemukan oleh pemerintah (Islam).” (Michael Baigent, hlm. 67).

Dengan dukungan Raja Bernard dari Clairvaux–raja yang sekaligus dianggap sebagai perpanjangan tangan Paus dan juru bicara gereja (Christendom) –para ksatria semakin leluasa melebarkan kegiatan usaha finansialnya tersebut. Bahkan, mereka kian berkibar setelah berhasil pula mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya baru sebagai hasil kontak dengan umat Islam dan Yahudi di Yerusalem. Sehingga untuk pertama kalinya mereka mengenal sabun, minyak wangi, karpet, dan sebagainya.

Di bidang ilmu pengetahuan, mereka mengenal racikan obat secara kimiawi, ilmu perbintangan, matematik, dan sebagainya. Bahkan, mereka tidak hanya bergerak dalam usaha keuangan, tetapi juga mengembangkan pola pikirnya. Melalui hubungannya yang dipelihara secara simpatik dengan orang-orang Islam dan Yahudi, mereka menjadi pusat pengembangan berbagai gagasan pemikiran baru, berbagai dimensi baru di bidang ilmu pengetahuan.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-15] Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu, dan Tetangga

Karena kepiawaian mereka di dalam mengelola keuangan dan perbankan tersebut, kesejahteraan serta kehidupan mereka semakin meningkat, bahkan mampu menguasai beberapa sektor penting kerajaan karena kekuatan finansial mereka. Hal ini menyebabkan kecemburuan raja dan Paus yang melihat jaringan kekuasaan para ksatria (veteran) Perang Salib dianggapnya dapat mengancam wibawa raja dan gereja.

Paus dan raja mulai merasa terganggu serta dicarikannya dalih bahwa kegiatan para Templar tersebut sebagai “rentenir” yang membahayakan rakyat. Lintah darat yang harus dibasmi. Akibatnya, para Ksatria Templar membuat semacam pertemuan rahasia yang disebut dengan Lodgez22 untuk merencanakan tindakannya menghadapi ancaman gereja dan raja tersebut. Di satu sisi, pertemuan rahasia ini menjadi alasan bagi Raja Phillip untuk menangkap para Ksatria Templar tersebut, apalagi pada saat itu Phillip sedang dalam kesulitan keuangan yang merasa dibatasi oleh gerakan rahasia Templar. Tanggal 13 Oktober 1307, seluruh veteran tentara salib yang disebut sebagai Ksatria Templar berhasil ditangkap, disiksa, dan dibakar di lapangan kerajaan.

Pada tanggal 19 Maret 1314, pimpinan tertinggi (grand master) KsatriaTemplar, yaitu Jacques de Molay ditangkap dan dibakar di hadapan rakyat. Pada saat De Molay akan dibakar, dia mengutuk Raja Phillip dan Paus (pada watu itu Paus Clement) bahwa keduanya akan mati mengikuti dirinya pada tahun yang sama. Ternyata, kutukan de Molay menjadi kenyataan. Clement mati sebulan setelah pembakaran de Molay, sedangkan Phillip IV mati enam bulan setelah peristiwa pembakaran pimpinan tertinggi Templar tersebut. Karena kutukan tersebut terbukti, Jaques de Molay dianggap sebagai pahlawan agung yang penuh dengan misteri di kalangan anggota freemason. Tata cara ritual, disiplin, serta kerahasiaan para KsatriaTemplar menjadi aspirasi para anggota freemason modern saat ini.

Sejak itu, para ksatria melakukan gerakan sangat rahasia dan berlangsung secara turun-menurun, mewariskan semangat “tradisi kepahlawanan” dengan berbagai tata cara ritual, tangguh, dan berdisiplin, sebagaimana layaknya jiwa seorang ksatria.

Baca Juga: Masih Adakah yang Membela Kejahatan Netanyahu?

Dengan demikian, tampak jelas bahwa gerakan freemason merupakan gerakan rahasia yang lahir dari sejarah perjuangan melawan semua agama. Walaupun pada awalnya membantu para prajurit Kristen untuk melawan para mujahidin Islam di bawah pimpinan Salahudin al Ayyubi, ternyata dalam perkembangannya justru berbalik melawan dominasi kerajaan dan Gereja Roma Katolik yang dianggapnya sebagai tirani.

KNAgama The Knight Templar

Para sejarawan masih memperdebatkan agama The Knight Templar tersebut. Walaupun mereka ikut berjuang membela kepentingan Christendom bersama-sama dengan Raja Richard si Hati Singa, tetapi agama atau lebih tepat kepercayaan mereka masih diragukan. Terlebih diperoleh catatan tentang pengakuan seorang kstaria yang berkata:

“Kalian telah mempercayai yang salah, sebab dia (Kristus) hanyalah nabi palsu. Berimanlah hanya kepada Tuhan di surga dan bukan kepada dia (Kristus). Jangan beriman kepada seorang yang bernama Yesus, yang disalib orang Yahudi di Outremer (tanah yang menghadap ke laut atau Yerusalem). Dia bukan Tuhan dan tidak akan menyelamatkan kamu.” (Baigent, hlm. 83).

Para Ksatria Templar tersebut beragama secara mistik, bahkan menyembah setan yang mereka anggap merupakan dewa penolong dan yang akan melahirkan kekuatan serta kemakmuran. Intinya, mereka memutarbalikkan segala ajaran serta norma-norma yang berlaku, serta menafsirkan Alkitab menurut semangat mistik (occultisme).

Baca Juga: Catatan 47 Tahun Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina

Salah satu dewa sesembahan mereka disebut Baphomet yang penampakan atau gambarannya dihubungkan dengan dongeng serta pengaruh dari Kitab Perjanjian Baru Kitab Wahyu 12-13, di mana akan datang binatang dengan tanda-tanda tertentu yang akan membebaskan manusia dari segala tirani dan dogma agama. Dalam perkembangannya, freemason menjadikan simbol-simbol setan sebagai bagian dari ritual mereka.

Banyak orang menafsirkan Baphomet sebagai pengaruh dari Perang Salib. Di mana para Ksatria Templar merasa kagum dengan ajaran Nabi Muhammad, kemudian menjadikan nama “Muhammad” sebagai nama dari sesembahan mereka. Sehingga kata Baphomet merupakan nama yang terinspirasi dan Mohamet atau Abufihamet yang artinya “bapak kebijaksanaan”. Mereka merasa yakin dengan alasan terebut, dikarenakan nama Baphomet baru dikenal setelah Perang Salib.

“Pernyataan para sejarawan tersebut patut diragukan mengingat nama Baphomet sudah lama dikenal; dalam bahasa Yunani berarti ‘kebijaksanaan’. Pengertian Baphomet yang dihubungkan berasal dari Mohamet atau Abufihamet merupakan cara berpikir yang melecehkan kesucian Nabi Muhammad saw, sebuah rencana dan konspirasi orang-orang yang mendiskreditkan kesucian Rasulullah.”(Baigent, hlm. 67).

Apa pun ulasan para sejarawan itu, yang pasti Baphomet merupakan berhala yang merepresentasikan semangat setan, karena sebagaimana banyak tulisan dan dokumen bahwa freemason menganut ajaran setan dan berkembang sampai saat ini dengan organisasi serta pola pemikirannya yang disebut freethinker (para pemikir bebas nilai).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-14] Tidak Halal Darah Seorang Muslim

Nama God (Tuhan) seringkali diasosiasikan dengan nama goat (kambing) yang sekaligus dijadikan sebagai lambang penyembahan atau berhala. Atau merepresentasikan scape goatism (teori mencari kambing hitam), sesuai dengan teori konspirasi dalam gerakan rahasia mereka.

Anton Szandor La Vey, pendiri Satanic Worship (1966) dan pengarang “The Satanic Bible menyebutkan, ”Simbol Baphomet dipakai oleh The Knight Templar untuk mewakili ajaran setan. Melalui periode waktu yang berabad-abad lamanya, simbol-simbol tersebut ditafsirkan dengan berbagai nama, misalnya: dewa Kambing Mendes, Kambing Hitam, Kambing Judas, dan sebagainya.” (La Vey, The Satanic Bible, hlm. 45).(T/R2/E01)

Sumber : Mengenal Secret Societies

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tahun 1930 Tiga Pelajar Indonesia Syahid di Palestina

 

Rekomendasi untuk Anda

Kolom