Frekuensi Kebakaran Pemukiman Masih Tinggi di Aceh

Banda , MINA – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ahmad Dadek menyebutkan, frekuensi masih tinggi di Aceh.

Pada bulan Februari tahun 2019 lalu, dari seluruh kejadian bencana yang berjumlah 41 kali kejadian, kebakaran pemukiman mendominasi sebanyak 21 kali.

“Dari data rekap bencana sementara pada bulan Februari tahun 2019 yang diperoleh BPBA, terdapat 41 kali kejadian bencana dengan total kerugian mencapai Rp.5 Miliar,” katanya Ahad (3/3).

Rincian jenis bencana adalah yang paling banyak terjadi adalah kebakaran pemukiman sebanyak 21 kali kejadian, disusul oleh kebakaran hutan dan lahan sebanyak delapan kali kejadian, longsor enam kali dan banjir genangan lima kali.

Wilayah yang paling banyak mengalami kejadian bencana di bulan Februari tahun 2019 ini adalah Kabupaten Aceh Barat, disusul Aceh Selatan, Aceh Tengah dan diikuti oleh Lhokseumawe, Bener Meriah dan Pidie.

Kebakaran pemukiman paling banyak terjadi masih  di Aceh Tengah sebanyak 4 kali, Aceh Selatan 3 kali dan Aceh Barat, Aceh Besar dan Bireuen masing-masing 2 kali kejadian. Kebakaran Hutan dan Lahan terjadi paling banyak di Lhokseumawe yakni sebanyak 3 kali kejadian.

Sementara bencana alam lain seperti banjir genangan sempat terjadi di beberapa kabupaten yakni di Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Simeulue, Pidie dan Aceh Barat. Bencana longsor sebanyak 6 kali,  yaitu di Aceh Barat 2 kali kejadian, disusul Gayo Lues, Pidie, Aceh Selatan dan Bener Meriah.Sedangkan Puting beliung paling terjadi dua kali di Kabupaten Bener Meriah dan berdampak 47 rumah rusak berat.

“Ada sebanyak 529 jiwa yang terkena dampak bencana alam pada bulan Februari lalu, yang mengungsi ada 17 jiwa,” kata Dadek.

Menurutnya kerugian akibat bencana yang paling banyak dialami yakni Kabupaten Aceh Selatan sebesar Rp. 685 Juta, disusul Pidie Rp. 655 Juta- Bener Meriah Rp. 625 Juta, Aceh Tengah RP. 620 Juta, Gayo Lues dan Sabang masing-masing Rp. 400 Juta.

Dadek mengatakan, kebakaran pemukiman hanya dapat diminimalkan dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, dengan memerika instalasi listrik yang sudah tua yang menjadi sebab utama kebakaran selama ini.

Sedangkan penyebab lainnya adalah perlu kewaspadaan dalam mengelola sumber panas di rumah tangga seperti mematikan kompor dan barang-barang elektronik yang tidak sedang terpakai. (L/AP/P1 )

Mi’raj News Agency (MINA)