Johannesburg, MINA – Para pemimpin negara anggota G20 yang berkumpul di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu (22/11), berhasil mencapai kesepakatan bulat atas Deklarasi KTT meskipun Amerika Serikat absen. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kepresidenan Afrika Selatan, Vincent Magwenya.
Magwenya menegaskan bahwa deklarasi yang diadopsi tersebut kembali menekankan peran sentral Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta hukum internasional dalam menangani setiap bentuk sengketa antarnegara. Anadolu melaporkan.
Ia menyebut komitmen para anggota G20 untuk menghindari penggunaan kekuatan dan mengedepankan penyelesaian konflik secara damai sebagai landasan utama dokumen tersebut.
Deklarasi itu sekaligus menjadi kerangka kerja bagi pembahasan lanjutan mengenai kerja sama ekonomi dan pembangunan selama jalannya KTT, yang dinilai penting untuk menjaga stabilitas dan arah pertumbuhan global.
Baca Juga: Serangan Israel di Lebanon Selatan Tewaskan 1 Warga, Lima Lainnya Terluka
Meski ketidakhadiran Amerika Serikat—sebagai salah satu negara pendiri G20—mewarnai dinamika forum, para peserta tetap sepakat melanjutkan agenda bersama. AS diketahui memboikot pertemuan tersebut terkait perselisihan mengenai isu kebijakan domestik Afrika Selatan.
Menanggapi boikot tersebut, Magwenya dengan tegas menyatakan bahwa forum internasional tidak dapat menyesuaikan aturan demi satu negara.
“Kita tidak bisa mengubah aturan untuk satu negara,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang berkontribusi memastikan keberhasilan KTT, termasuk tercapainya adopsi deklarasi secara konsensus.
Baca Juga: 1.700 Anak Sudan Menderita Malnutrisi
KTT G20 di Johannesburg tahun ini dipandang sebagai momentum penting untuk memperkuat tata kelola global dan memperbarui komitmen negara-negara besar dalam menjaga perdamaian serta mendukung pembangunan inklusif. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hubungan Diplomatik Memanas, Air China Pangkas Penerbangan ke Jepang
















Mina Indonesia
Mina Arabic