Johannesburg, MINA – Pertemuan puncak G20 di Johannesburg menghasilkan deklarasi bersejarah yang menegaskan komitmen para pemimpin negara untuk mendukung perdamaian abadi sekaligus memperkuat pendanaan iklim bagi negara berkembang.
Al-Jazeera melaporkan, deklarasi itu secara eksplisit menyerukan penyelesaian konflik bersenjata di sejumlah kawasan, di antaranya Ukraina, Sudan, dan wilayah pendudukan Palestina.
Selain itu, para pemimpin G20 menegaskan pentingnya menghormati hukum internasional dan kedaulatan negara sebagai fondasi perdamaian global.
Di bagian iklim, para pemimpin menyatakan keprihatinan atas dampak perubahan iklim yang semakin parah, terutama pada negara-negara miskin dan rentan.
Baca Juga: 1.700 Anak Sudan Menderita Malnutrisi
Mereka sepakat memperkuat pendanaan untuk energi terbarukan dan mengurangi beban utang negara berkembang, agar dapat mempercepat transisi menuju ekonomi hijau.
Deklarasi juga menyoroti peran mineral kritis sebagai katalis pembangunan berkelanjutan. Para pemimpin menekankan agar pemanfaatan mineral tersebut tidak hanya sebatas ekspor bahan mentah, tetapi juga mendorong nilai tambah dan pembangunan perekonomian negara berkembang.
Langkah ini dipandang sebagai kemenangan diplomatik bagi tuan rumah, Afrika Selatan, yang menjadi negara Afrika pertama yang menyelenggarakan KTT G20. Presiden Cyril Ramaphosa dalam sambutannya menekankan pentingnya solidaritas global dan peran G20 dalam memperjuangkan agenda Global Selatan.
KTT G20 Johannesburg (22–23 November 2025) digelar dengan tema “Solidaritas, Kesetaraan, dan Keberlanjutan” di bawah presidensi Afrika Selatan.
Baca Juga: Militer Sudan Nyatakan Kesediaan Kerja Sama dengan AS dan Saudi Demi Perdamaian
Deklarasi yang dihasilkan mencerminkan tekanan kuat dari negara-negara berkembang agar isu iklim dan ketidakadilan utang menjadi prioritas dalam kerja sama global. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 29 Warga Tewas dalam Serangan Milisi ADF di Pusat Kesehatan Kongo Timur
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur