BOKO HARAM MAPS.png" alt="" width="476" height="323" border="0" />Borno, Nigeria, 19 Rajab 1435/18 Mei 2014 (MINA) – Ratusan siswi Nigeria disembunyikan di hutan Sambisa yang luas, timur laut Nigeria, yang dikenal sebagai daerah persembunyian Boko Haram.
Peregrino Brimah, kepala kelompok non-profit Every Nigeria Do Something (ENDS), mengatakan Sabtu (17/5), warga desa menangkap delapan anggota militan Boko Haram pada Jumat malam di desa Goym, pemerintah lokal Dikwa, wilayah negara bagian Borno, ketika militan datang untuk mendapatkan makanan dan barang dari desa dekat Sambisa.
“Setelah interogasi, para militan mengungkapkan bahwa 234 anak perempuan yang diculik dari Chibok masih berada di hutan Sambisa dan mereka dibagi menjadi tiga kelompok,” kata Brimah kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj islamic News Agency (MINA).
“Mereka mengatakan bahwa mereka dikirim juga untuk mendapatkan keperluan seperti kain untuk anak-anak,” katanya.
Baca Juga: Selama 84 Pekan Ribuan Warga Maroko Protes Genosida di Gaza
Bulan lalu, kelompok bersenjata Boko Haram yang anti-Barat itu menyerbu sebuah sekolah di Chibok yang terletak di pinggiran Sambisa Forest, mengangkut puluhan siswi ke truk dan membawanya pergi.
Dalam video 17 menit pekan lalu, pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau menawarkan pertukaran gadis-gadis yang diculik dengan anggota Boko Haram yang penjara oleh pemerintah Nigeria.
Setidaknya empat negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris, sedang membantu pencarian dan penyelamatan para gadis.
Brimah menyerukan dukungan militer di Dikwa untuk menangkal kemungkinan serangan militan terhadap warga sipil menyusul penangkapan Jumat.
Baca Juga: Terancam Kelaparan Massal, PBB Kirim Bantuan Udara ke Sudan Selatan
Boko Haram yang berarti “pendidikan Barat haram” dalam bahasa Hausa, pertama kali muncul pada awal tahun 2000 dan menyerukan melawan pemerintahan yang salah dan melakukan korupsi.
Kelompok ini kemudian menjadi keras setelah pemimpinnya tewas dalam penjara polisi tahun 2009. (T/P09/IR).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Kongo dan Rwanda Sepakat Damai, Sekjen PBB Sambut Baik
Baca Juga: Ratusan Akademisi Seru Universitas Stellenbosch Afsel Bela Palestina