Gaza Hadapi Krisis Air yang Serius

(Foto: TrendFlash)

, 19 Sya’ban 1438/16 Mei 2017 (MINA) – Otoritas (PWA) memperingatkan tentang krisis air bersih yang akan segera terjadi akibat blokade yang terus berlanjut di wilayah tersebut dan masalah pasokan listrik sedang berlangsung.

Wakil Kepala PWA Mazen Al-Banna mengatakan dalam sebuah konferensi pers, sebagaimana dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip MINA, Selasa (16/5), penduduk Palestina di Jalur Gaza memiliki akses hanya 60 liter air bersih per orang per hari. Ini, jelasnya, sekitar setengah dari jumlah yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Memang, tambah Al-Banna, di daerah kantong pantai itu, hanya 29 liter air bersih yang tersedia untuk setiap warga negara karena pompa air tidak berfungsi sebagai akibat langsung dari kekurangan listrik.

Dia juga menunjukkan bahwa polusi disebabkan oleh limbah mentah yang mengalir langsung ke laut mencemari cadangan air bawah tanah. Selanjutnya, akuifer – lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air- di bawah Gaza telah digunakan secara berlebihan hingga terkikis habis, dengan air laut merembes ke dalam rantai pasokan. Salinitas air sekitar 8 kali meningkat dibandingkan yang diijinkan oleh WHO.

Cadangan air juga memiliki tingkat nitrat yang tinggi. Selain kontaminasi limbah, ini diyakini sebagai hasil dari pupuk kimia yang digunakan oleh para pemukim legal Israel di sekitar perbatasan yang dialirkan ke Gaza dan melalui tanah masuk ke dalam akuifer.

Menurut Al-Banna, Otoritas Palestina di Ramallah telah meminta Israel untuk menghentikan pengurangan pembayaran air bersih yang dipompa ke Gaza dari pendapatan pajak yang dikumpulkannya atas nama Otoritas Palestina (PA), dan meminta pemerintah Gaza untuk membayarnya sebagai gantinya.

Ini adalah contoh lain dari tindakan yang diambil oleh PA yang dikendalikan Fatah di bawah Mahmoud Abbas untuk mencoba melemahkan pemerintah Hamas secara de facto di Gaza. Dengan melakukan itu, menerapkan apa yang dimaksud dengan penghukuman kolektif terhadap warga Palestina di wilayah yang terkepung.

“Dalam terang blokade yang ketat, warga Gaza tidak dapat membayar tagihan mereka, sehingga pemerintah kota Gaza tidak dapat membayar tagihan air Israel,” kata Al-Banna. Dia memperingatkan bahwa air Israel adalah satu-satunya sumber air bersih yang tersedia untuk dikonsumsi manusia di Jalur Gaza.

Peringatan tentang krisis air di Gaza telah beredar sejak setidaknya 2013, namun sedikit yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. (T/R01/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.