Jakarta, MINA – Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) akan memberlakukan lingkungan tempat puncak pelaksanaan perhelatan akbar olah raga bangsa Asia itu, yakni Gelora Bung Karno (GBK) steril dari kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil.
Direktur Transportasi INASGOC Ipung Purnomo mengatakan, kebijakan tersebut untuk memenuhi persyaratan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) bahwa jarak tiga kilometer dari venue harus bebas emisi gas buang.
“Kami belum bisa memastikan apakah bus-bus yang mengangkut para atlet akan bisa masuk ke kawasan GBK. Jadi untuk membawa atlet nanti bisa saja di kawasan GBK, kami akan gunakan kendaraan tenaga listrik, semacam golf car dengan ukuran besar,” kata Ipung saat temu media di Jakarta, Senin (12/2).
Dia menjelaskan, sebagai uji coba, INASGOC telah menyiapkan rancangan transportasi armada bus bagi penonton yang ingin menyaksikan langsung test event Asian Games
untuk delapan cabang olahraga yang bergulir pada 8-15 Februari 2018 di GBK, JIexpo Kemayoran, dan TMII Jakarta Timur.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Ia menyarankan para penonton agar tak membawa kendaraan pribadi, roda empat maupun roda dua.
Selain karena ketiadaan lahan parkir di bagian dalam kawasan GBK dan mengatasi kepadatan kendaraan menuju kawasan GBK, timnya pun telah menyiapkan dua bus yang akan mengangkut para penumpang. Bus akan terpakir di depan FX Sudirman dan mengantarkan penumpang menuju pintu masuk Plaza Barat.
“Jadi kami mengakomodir penonton yang misalnya berhenti di FX Sudirman, atau di Pintu 5, akan kami jemput dengan shuttle bus.Demikian pula ada penonton yang dari arah
Cawang. Mungkin dia akan berhenti di depan shuttle bus JCC, nanti kami angkat ke Plaza Barat. Lalu penonton dari arah Pal Merah kami arahkan langsung ke Plaza Barat,”
jelasnya.
Bus ini akan terus berputar dalam rute tersebut dalam periode beberapa menit saja. Maka penonton yang tidak kedapatan bus tak perlu khawatir.
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama
“Saya imbau kepada masyarakat yang akan menyaksikan pertandingan-pertandingan yang di sekitar GBK, karena di sana tidak ada alokasi parkir yang di sekitaran GBK, maka disarankan lebih baik naik kendaraan umum. Kami coba mengimbau dan mengubah mindset masyarakat Indonesia untuk beralih ke kendaraan umum. Karena kendaraan umum kita juga cukup banyak ada TransJakarta, ada bus reguler, gojek, atau grab, yang kira-kira bisa membawa masyarakat dari kantor atau rumah ke GBK,” ujarnya.
Pengendalian Pencemaran Udara
Pengendalian pencemaran udara harus menjadi salah satu masalah utama pada penyelenggaraan Asian Games 2018.
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin menyatakan, pengabaian pengendalian pencemaran udara, terutama di Jakarta dan Palembang akan mengancam kegagalan penyelenggaraan Asian Games 2018.
Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal
Menurutnya, pengabaian ini akan kontradiksi terhadap perhelatan besar dalam menyambut para atlet Asian Games yang akan bertanding di Jakarta dan Palembang tahun ini.
“Atlet akan gagal memecahkan record-nya sendiri ketika berlaga di kawasan yang memiliki kualitas udara tidak baik dan biarpun kualitas udaranya dengan kategori sedang,
apalagi kualitas udara dalam kategori tidak sehat seperti sebagian besar hari-hari di Jakarta,” kata Ahmad dalam keterangan pers yang diterima MINA.
Sebagai catatan, lanjut dia, kualitas udara Jakarta dalam kategori Baik pada kisaran 20,7% dalam setahun atau rata-rata 75,6 hari dalam setahun (2016). “Sehingga
penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang berpotensi diboikot apabila kita tidak mampu mengkondisikan kualitas udara dalam kategori Baik, prasyarat mutlak bagi atlet untuk bertanding,” ujar Ahmad.(L/R01/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Mendung, Sebagian Hujan Ringan Sore Hari