Kathmandu, MINA – Bendera bajak laut dari anime populer One Piece kini berkibar di jalan-jalan Nepal, menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap pemerintah. Ribuan pemuda dan mahasiswa turun ke jalan membawa bendera bergambar tengkorak bertopi jerami, atau Jolly Roger, dalam aksi protes besar menentang sensor internet, korupsi, dan kepemimpinan Perdana Menteri K.P. Sharma Oli.
Melansir The Hindu, unjuk rasa pecah pada Senin (8/9) setelah pemerintah Nepal menerapkan larangan total terhadap berbagai platform media sosial. Pemerintah mengklaim kebijakan tersebut untuk memerangi penipuan dan disinformasi, namun para aktivis dan mahasiswa menilai langkah itu sebagai bentuk represi terhadap kebebasan berekspresi.
Dalam waktu singkat, demonstrasi menyebar ke berbagai kota besar seperti Kathmandu dan Pokhara. Para pengunjuk rasa menuntut pencabutan larangan media sosial dan mendesak Perdana Menteri Oli mengundurkan diri. Menurut data rumah sakit setempat, sedikitnya 23 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi.
Meski larangan media sosial dicabut pada malam hari yang sama, aksi massa terus berlanjut dengan eskalasi tuntutan. Dalam kerumunan, bendera Jolly Roger menjadi pemandangan umum. Simbol tengkorak tersenyum dengan topi jerami dan tulang bersilang itu merupakan lambang kelompok bajak laut Straw Hat Pirates dalam serial One Piece karya Eiichiro Oda.
Baca Juga: Presiden dan PM Nepal Mundur di Tengah Gelombang Protes Gen Z
Bendera tersebut juga terlihat saat pembakaran gedung parlemen Nepal di Kathmandu berlangsung. Di berbagai titik, spanduk bertuliskan “#WAKEUPNEPAL” dan “UNMUTE YOUR VOICE” berkibar berdampingan dengan bendera bajak laut tersebut.
Fenomena ini juga sempat terjadi di Indonesia menjelang Hari Kemerdekaan, Agustus lalu. Saat itu, bendera Jolly Roger dikibarkan dalam demonstrasi anti-korupsi, bahkan menggantikan bendera nasional di sejumlah lokasi.
Sejumlah pejabat Indonesia mengecam tindakan tersebut, termasuk Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang menyebutnya sebagai gerakan sistematis untuk memecah belah bangsa.
Di Nepal, simbol yang sama kini menjadi ikon perlawanan terhadap represi pemerintah. Bagi para demonstran, bendera itu melambangkan keberanian untuk melawan ketidakadilan dan sistem yang membungkam suara rakyat.
Baca Juga: PBB Peringatkan Wabah Kolera Mengintai Korban Gempa Afghanistan
Nepal saat ini menghadapi krisis politik yang dipicu oleh kebijakan sensor internet yang dinilai mengancam kebebasan berekspresi. Meskipun pemerintah telah mencabut larangan media sosial, protes berlanjut dengan tuntutan yang lebih luas, termasuk desakan pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Kroasia Tolak Bertemu Menlu Israel karena Genosida Gaza