Jakarta, MINA – Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono menegaskan gempa bumi magnitudo 5,3 yang terjadi di pantai selatan Sukabumi, Jawa Barat pada Ahad sore (15/9) bukan bagian dari megathrust.
Daryono menyebut, gempa bumi yang terjadi sekitar pukul 16.54.32 WIB tersebut merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik ( oblique thrust),” kata Daryono.
Hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Baca Juga: Menag Akan Buka Fakultas Kedokteran di Universitas PTIQ
Untuk info lebih lanjut, masyarakat bisa mengakses info langsung BMKG melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
Gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Sukabumi, Cireungas, Ujung genteng, Nagrak, dengan skala intensitas III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Sementara daerah Cimahi, Lembang, Banjaran, Kabupaten Bandung dengan skala intensitas II MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).[]
Baca Juga: Presiden Prabowo Bertekad Perangi Kebocoran Anggaran
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Basah