Gaza, MINA – Matinya generator di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara karena kekurangan bahan bakar, memaksa para dokter mengandalkan senter ponsel dalam melakukan pemeriksaan dan penanganan.
Dilansir dari Al Mayadeen, Sabtu (23/8), setelah lebih dari 10 bulan perang genosida Israel di Gaza, kekurangan bahan bakar yang parah telah melumpuhkan wilayah yang diblokade tersebut. Beberapa rumah sakit yang tersisa memiliki lebih sedikit sumber daya untuk melanjutkan layanan mereka.
Seperti warga Gaza bernama Ayman Zaqout. Dia berjuang untuk mencapai Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia karena serangan Israel yang terus berlanjut dan perintah evakuasi yang meluas.
Setibanya di sana, ia mendapati bahwa sebagian besar perawatan akan berlangsung dalam kegelapan.
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida
“Tidak ada listrik dan saya tidak tahu bagaimana mereka akan dapat merawat saya dalam keadaan seperti ini,” kata Zaqout.
Zaqout meringis kesakitan karena kolik ginjal. Dia menggambarkan kondisi rumah sakit yang mengerikan itu kepada AFPTV pekan ini.
Tidak lama setelah ia tiba, rumah sakit tersebut “berhenti menerima pasien” sama sekali, kata Dr. Mahmoud Abu Amsha.
“Organisasi internasional tidak lagi memasok bahan bakar yang dibutuhkan untuk generator,” kata Abu Amsha.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Abu Amsha menekankan bahwa kekurangan bahan bakar dapat segera berakibat fatal, termasuk bagi bayi-bayi di dalam inkubator.
“Anak-anak di inkubator terancam serangan jantung dan kematian. Ada juga tujuh kasus di unit perawatan intensif, dan mereka akan meninggal karena kekurangan bahan bakar,” katanya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri