Bandung, 11 Syawwal 1438/5 Juli 2017 (MINA) – Gerakan 1821 yang digagas oleh pembicara parenting internasional, Ihsan Baihaqi, mengajak orangtua untuk mendampingi anak dari bahaya kesendirian karena pengaruh kecanduan pada gawai (gadget).
Gerakan 1821 adalah gerakan yang mengimbau para orangtua untuk melakukan puasa gawai atau ponsel, televisi, laptop dan sejenisnya, dari pukul 18.00 – 21.00. Waktu tiga jam itu digunakan oleh orangtua untuk fokus mendampingi anak dalam bermain, belajar dan berbincang.
Menurut pria yang akrab disapa Abah Ihsan ini, anak yang disibukkan oleh berbagai bentuk gawai akan menjadi sedikit berkomunikasi dengan orangtua atau orang lain, yang nantinya akan menjadi generasi balse (bosan) dan lonely (kesepian).
“Jika orangtua tidak bijak, akan mengurangi kebersamaan dengan anak. Kami tidak membenci gadget (gawai), tapi bagaimana menggunakan gadget dengan terbatas,” kata Abah Ihsan di Bandung, Jawa Barat, melalui telepon kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (5/7).
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue
Menurutnya, di masa lalu, gerakan 1821 sudah dilaksanakan, karena jam 18 hingga 21 pada umumnya keluarga berkumpul, kala itu orang tua dan anak-anak tidak ada pilihan lain, fasilitas gawai belum berkembang secepat sekarang.
“Waktu 1821 itu tidak wajib, yang wajib adalah kita punya waktu untuk fokus bersama anak, mempengaruhi hidup anak, karena hidup kita dengan anak tidak lama,” kata Direktur Auladi Parenting School ini.
Pengasuh situs pendidikan abahihsan.com ini juga mengatakan bahwa Gerakan 1821 untuk mengubah waktu televisi prime time menjadi family prime time (waktu utama keluarga).
Sejak dilucurkan pada tahun 2015, Gerakan 1821 banyak diadopsi oleh berbagai instansi pemerintah, pendidikan dan lainnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Kamis Ini
Dari puluhan ribu orangtua yang berkonsultasi tentang pendidikan anak kepada Abah Ihsan, banyak yang merasakan mamfaatnya dengan menerapkan metode tersebut kepada anak mereka.
Gerakan ini pun menjadi viral di berbagai media sosial dan menjadi bahasan utama dalam acara beberapa media televisi di Indonesia. (L/RI-1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Jawa Tengah