Ramallah, MINA – Selama berjam-jam setiap hari, sekelompok pemuda Palestina berinisiatif pergi dari satu desa ke desa lain di Tepi Barat yang diduduki, membantu petani lokal merawat pohon zaitun mereka dan melindunginya dari kemungkinan serangan pemukim Yahudi Israel selama musim panen zaitun.
Ini adalah tahun kedua berturut-turut para aktivis meluncurkan inisiatif sukarela, mereka menyebutnya ‘Fazaa’, yang berarti bantuan dalam bahasa Arab.
Para juru kampanye memberikan bantuan sukarela mereka kepada para petani yang tinggal di daerah-daerah yang berdekatan dengan permukiman Yahudi Israel, yang terletak di Area C, yang merupakan titik-titik rawan serangan.
Di bawah Kesepakatan Oslo yang ditandatangani antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel pada tahun 1993, Area C berada di bawah kendali penuh Israel, yang berarti bahwa Otoritas Palestina (PA) tidak dapat melindungi petani dari serangan pemukim Yahudi.
Baca Juga: Negosiasi Berlanjut, Hamas dan Israel Saling Tukar Daftar Tahanan yang akan Dibebaskan
Sejak 1967, otoritas Israel telah mencabut sekitar 800.000 pohon zaitun, dengan hampir 10.000 pohon hancur pada tahun lalu.
Seperti di Rabud, salah satu desa yang terletak di Area C dekat Hebron di Tepi Barat selatan.
Ini adalah rumah bagi sekitar 3.000 warga Palestina dan memiliki area yang diperkirakan hampir 2.200 dunam. Penduduk desa, bagaimanapun, hanya diizinkan untuk menggunakan kurang dari 1.120 dunum karena Israel menutup akses pada tanah warga.
Penduduk desa Rabud mengandalkan penggembalaan dan pertanian, tetapi mereka rentan terhadap serangan yang sering dilakukan oleh pemukim Yahudi yang tinggal di permukiman Otniel yang terletak di utara kota. Serangan semacam itu meningkat selama musim panen zaitun, karena pemukim Yahudi berusaha mengganggu ekonomi warga Palestina setempat.
Baca Juga: Pemukim Ilegal Israel Serbu Masjid Al-Aqsa
Untuk menghindari lebih banyak kerugian, aktivis dari ‘Fazaa’ memutuskan membantu petani memanen zaitun mereka dan melindungi mereka dari bahaya yang disebabkan oleh pemukim, menurut Mohammed al-Khatib, pendiri inisiatif gerakan tersebut. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Genosida di Gaza: 44 Warga Palestina Syahid dalam 24 Jam