Jakarta, MINA – Pemerintah melalui Gerakan Nasional 1.000 Start Up Digital “Ignite The Nation 1000 Start up Digital Indonesia” menggelar acara pertemuan dengan ribuan peserta muda milenial yang siap mendirikan perusahaan start up atau rintisan.
Program Gerakan Nasional 1.000 Start Up Digital 2019 yang digelar di Stadion Istora Senayan Jakarta, Ahad (18/8), dihadiri lebih dari 8.000 peserta itu, sebagai upaya pemerintah untuk mendorong tumbuhnya industri start up yang kini tengah tren di kalangan anak muda milenial.
Acara dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan beberapa Menteri Kabinet Kerja.
Wapres JK berharap, program tersebut dapat memantik semangat generasi muda Indonesia untuk melakukan berbagai terobosan di platform digital.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Sebagaimana nama programnya Ignite The Nation, saya yakin generasi milenial yang hadir (peserta) dapat menyalakan ekonomi bangsa. Kita (generasi tua) tinggal menikmati cahayanya,” kata JK dalam pidato pembukaan program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital 2019 “Ignite The Nation 1.000 Start Up Digital Indonesia“.
Ignite The Nation merupakan bagian dari Gerakan National 1.000 Start Up Digital yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendorong pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia.
Cetak Unicorn Baru
Menteri Kominfo Rudiantara menyatakan melalui gerakan ini, pemerintah ingin memfasilitasi agar perusahaan start up digital yang telah ada dapat lebih berkembang.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Lewat gerakan ini kami ingin memantik lagi supaya perusahaan itu tidak hanya jadi start up tetapi juga jadi unicorn,” ungkapnya.
Menurut Rudiantara, Indonesia kini mempunyai 5 start up unicorn dan 1 decacorn. Startup Unicorn merupakan start up yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar (Rp 14,1 triliun). Sementara Decacorn merupakan start up yang memiliki valuasi di atas US$10 miliar atau setara Rp 141 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.100).
Menteri Rudiantara menyatakan gerakan ini telah dimulai sejak 2015. Melalui gerakan tersebut pemerintah telah mendorong sebanyak 200 perusahaan rintisan telah melalui fase ignition, inkubasi hingga mendapat suntikan modal.
“Sedangkan sisanya, sebanyak 800 perusahaan masih berada dalam masa inkubasi,” jelasnya.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Selain memfasilitasi pengembangan startup digital, Menteri Kominfo menjamin Pemerintah tidak akan menerapkan regulasi yang ketat terhadap start up digital.
“Tetapi akan fokus untuk mendorong ekosistem melakukan menerapkan regulasi untuk memperhatikan bagi perlindungan bagi konsumen. Sebab, dengan regulasi yang ketat dikhawatirkan justru membuat perkembangan start up terhambat,” ungkapnya.
Dalam Ignite The Nations, pelaku, pendiri dan pegiat ekosistem akan berdiskusi dengan para mentor dari kalangan menteri. Ada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong hingga Kepala Bekraf Triawan Munaf.
Selain mentoring dari menteri, adapula momentum berbagi sukses dari game changer atau pendiri start up unicorn seperti CEO Bukapalak Achmad Zaky dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya. Selain itu, reative Director Asian Games 2018 Wishnutama Kusubandio dan Komisaris Utama Mahaka Group Erick Thohir juga menjadi pembicara dalam acara ini .
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Juga hadir Dirjen Aplikasi Informatika Semual A. Pangerapan dan Staf Khusus Bidang Ekonomi Digital, Lis Sutjiati, Staf Khusus Bidang Literasi Digital Deddy Permadi, dan staf di lingkungan Kementerian Kominfo.
Berawal dari Kunjungan ke Silicon Valley
Menurut Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Ekonomi Digital, Lis Sutjiati, ide program 1000 start up digital dimulai pada 2015 lalu, saat kunjungan Presiden Jokowi ke Pusat Inkubasi Digital Plug and Play di Silicon Valley dan mendeklarasikan Indonesia The Digital Energy of Asia.
Selanjutnya, bersama ekosistem ekonomi digital, Kementerian Kominfo meluncurkan Program 1.000 Start Up Digital. “Menkominfo Rudiantara kemudian melakukan peluncuran pertama dari program 1.000 Start Up dengan Kibar sebagai operator nasional,” ujar Lis Sutjiati.
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional
Selanjutnya di tahun 2019, Gerakan Nasional 1.000 Start Up Digital 2019 dikemas dengan konsep baru. “Tahapan Gerakan Nasional 1.000 Start Up Digital terbaru kini terdiri dari Ignition, Workshop, Hacksprint, Bootcamp, dan Incubation,” jelas Lis Sutjiati.
Lis Sutjiati menambahkan, saat ini Kumpul menjadi penyelenggara dan koordinator acara Gerakan Nasional 1.000 Start Up Digital. “Rangkaian acara lainnya akan berlangsung di 10 kota lain di Indonesia,” tambahnya.
CEO dan Co-Founder Kumpul, Faye Alund menyatakan gerakan ini akan membangun ekosistem dengan banyak elemen.
“Sebagai penyelenggara dan koordinator acara Gerakan Nasional 1.000 Start Up Digital mengatakan program ini adalah untuk membangun ekosistem dengan banyak elemen, bukan hanya keahlian, tetapi juga agar terhubung dengan founder dan tim, serta network mentor dari industri,” jelasnya.
Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Jadikan Indonesia Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
Kali ini Gerakan 1.000 Start up Digital Ignite The Nation bertujuan mengobarkan semangat ekonomi digital yang Ubertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 2019.
Gerakan masif bertema “Sumber Daya Digital Millenial Unggul, 1.000 Mimpi, 1.000 Karya, 1.000 Solusi – untuk Indonesia Raya” itu juga berusaha memantik rasa patriotisme generasi milenial yang telah akrab dengan dunia digital agar membangkitkan mimpi besar yang dapat memberikan solusi dan inovasi bagi bangsa.(L/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Soal Perdagangan Indonesia-Israel, Kemenlu: Melalui Negara Ketiga