Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gerhana Bukti Kekuasaan Allah

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 24 Desember 2019 - 15:31 WIB

Selasa, 24 Desember 2019 - 15:31 WIB

46 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani,  Redaktur Senior Kantor Berita MINA

Gerhana, baik gerhana matahari maupun bulan, keduanya merupakan bukti kekuasaan Allah, bahwa Allah itu ada dan Allah itu Maha Kuasa.

Pada masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, peristiwa gerhana pun pernah terjadi. Saat itu terjadi gerhana matahari, yang bertepatan dengan hari meninggalnya Ibrahim, putera Nabi.

Ada sementara orang kala itu yang berkomentar bahwa terjadinya gerhana matahari karena meninggalnya Ibrahim. Seakan-akan matahari dan bulan pun ikut berduka atas wafatnya Ibrahim.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam segera mengingatkan bahwa terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Rasul mengajarkan apabila umat Islam melihatnya, maka agar melaksanakan shalat gerhana dan berdoa kepada Allah.

“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Kedua gerhana itu tidak terjadi karena kematian seseorang dan bukan pula karena hidupnya seseorang. Maka jika kalian melihat peristiwa tersebut berdoalah kepada Allah dan bertakbirlah, serta laksanakan shalat dan bersedekahlah,” sabda Nabi.

Terjadinya gerhana merupakan tanda keagungan Allah yang Maha Kuasa, menggerakkan setiap planet di jagat raya ini, untuk saling berada pada satu garis, saat gerhana.

Ini seperti disebutkan di dalam ayat:

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

وَمِنۡ ءَايَـٰتِهِ ٱلَّيۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ‌ۚ لَا تَسۡجُدُواْ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُواْ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن ڪُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kalian sujud (menyembah) matahari atau bulan, tapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika memang kalian beribadah hanya kepada-Nya.” (Q.S. Fushilat [41]: 37).

Pada ayat lain Allah menyatakan:

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّہَارَ وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ‌ۖ كُلٌّ۬ فِى فَلَكٍ۬ يَسۡبَحُونَ

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Q.S. Al-Anbiya [21]: 33).

Begitulah Allah menciptakan alam semesta ini dengan seluruh keteraturannya sebagai bukti keagungan, kebesaran dan kesempurnaan-Nya.

Salah satu fenomena alam semesta luar biasa yang Allah tampakkan kepada manusia di antaranya adalah adanya gerhana, saat salah satu benda langit menutupi benda langit lainnya.

Hampir semua kitab fiqih pun membahas shalat gerhana. Hal ini menunjukkan perhatian para ulama sangat besar terhadap peristiwa gerhana. Pada umumnya pembahasan meliputi pelaksanaan salat gerhana beserta tatacaranya yang bersumber dari berbagai hadits Nabi.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Begitulah, Dialah Allah yang berhak dan mampu mengatur semuanya. Dialah Allah yang mempergilirkan siang dan malam, mengatur perjalanan dan pergerakan benda-benda angkasa raya, mulai dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Serta Dia-lah Allah yang mendatangkan gerhana kapanpun Dia berkehendak. Semua makhluk pun tunduk dan patuh kepada-Nya.

Terjadinya gerhana memberikan pelajaran dan sekaligus peringatan bagi kita manusia, agar segera bertaubat dari dosa-dosa dan segera beramal shalih dan melakukan berbagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Tausiyah
Indonesia
Tausiyah
Breaking News