Jakarta, MINA – Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada Senin 8 April 2024 bertepatan pada akhir Ramadhan 2024. Namun, gerhana matahari total ini tidak melintasi wilayah Indonesia.
Mengutip laman resmi BRIN, gerhana matahari total akhir Ramadhan 1445H hanya dapat diamati di Eropa Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Atlantik, dan Arktik.
Gerhana matahari adalah fenomena astronomi dapat diprediksi kapan terjadinya. Fenomena ini terjadi ketika cahaya matahari terhalang oleh bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke bumi.
Dalam ajaran Islam, ketika terjadi gerhana matahari disunnahkan melaksanakan shalat kusuf. Namun karena gerhana matahari total ini tidak dapat diamati dari Indonesia, maka umat Islam di Indonesia tidak harus melaksanakan shalat gerhana.
Baca Juga: Brebes Luncurkan Gerakan Kencana: Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
“Sementara mereka yang tidak melihat peristiwa gerhana, tidak disyariatkan untuk melakukan shlat gerhana,” kata Ustadz Ammi Nur Baits dikutip dari Konsultasisyariah.com, Rabu (20/3).
Peristiwa gerhana matahari selalu terjadi saat fase bulan baru. Lantas, apakah gerhana matahari total akhir Ramadhan ini berpengaruh pada penentuan 1 Syawal 1445 H?
Sementara Xavier Jubier selaku pakar gerhana asal Perancis menjelaskan, jalur Gerhana Matahari Total terbentang 162-200 kilometer. Kini terjadi di Samudera Pasifik hingga menuju ke Atlantik.
Titik totalitas terpanjang fenomena tersebut pada Nazas, dekat Durango, Meksiko. Pada saat bayangan Bulan membesar, masyarakat dapat melihat Gerhana Matahari Total selama 4 menit 28 detik. (R/R4/RI-1)
Baca Juga: Distribusi Logistik untuk Korban Erupsi Lewotobi, TNI AL Siapkan 2 Kapal Perang
MI’raj News Agency (MINA)