Riyadh, 21 Ramadhan 1438/ 16 Juni 2017 (MINA) – Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Al-Faisal, yang juga penasihat Raja Salman, pada hari Rabu menegaskan, Kerajaan Arab Saudi tidak pernah menolak akses ke Masjidil Haram kepada setiap Muslim yang ingin melakukan ibadah di sana.
Arab News melaporkan, pernyataan pangeran Khaled Al-Faisal itu muncul setelah acara buka puasa yang digelar masjid untuk petugas keamanan yang bertugas membantu peziarah pada bulan suci Ramadhan.
Acara diikuti oleh para petugas keamanan dan perwakilan dari berbagai instansi pemerintah dan non-pemerintah, seperti perusahaan pemeliharaan dan pemasok makanan, bekerja sepanjang waktu untuk membantu peziarah lokal dan asing.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kami sangat bahagia dapat memberikan semua layanan dan fasilitas kepada peziarah yang ingin shalat dan melakukan ibadah di masjid suci,” kata sang pangeran.
“Saya melakukan kunjungan tahunan ini seperti yang diinstruksikan oleh Raja Salman, yang sangat antusias untuk memeberikan pelayanan terbaik kepada para tamu yang datang untuk beribadah di masjid suci.” katanya pula.
Menurutnya, dirinya akan menyampaikan kepada raja rasa syukur dari petugas keamanan dan pekerja di masjid karena diberi kehormatan untuk menjaganya dan melayani peziarah.
Pangeran Khaled juga mengucapkan terima kasih kepada panitia umum untuk urusan Dua Masjid Suci atas dedikasinya dan kerja kerasnya dalam melayani para peziarah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Selama bulan Ramadhan, Masjid Haram menerima sekitar 2,5 juta jamaah, baik lokal maupun asing, tambahnya.
“Ini tidak mungkin terjadi jika bukan karena dukungan yang diberikan oleh petugas keamanan dan pekerja lainnya yang melayani para peziarah,” katanya.
Sebelum buka puasa, dia mendapat laporan tentang rencana keamanan dan layanan yang ada selama 10 hari terakhir bulan Ramadan di masjid tersebut.
Jutaan peziarah dari seluruh dunia datang setiap tahun untuk melakukan umrah dan menghadiri sholat di Masjidil Haram selama bulan Ramadhan.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Para petugas keamanan yang ditempatkan di dalam dan sekitar masjid banyak yang mampu berbicara dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Inggris, bahasa Urdu, Prancis dan Persia, untuk berkomunikasi dengan pengunjung. Bahkan beberapa juga mahir bahasa isyarat, kata seorang petugas keamanan.
Terlepas dari upaya pengamanan kepada orang banyak, petugas keamanan menawarkan layanan kemanusiaan dan mengatur gerakan peziarah antara gerbang barat dan utara masjid baik sebelum maupun sesudah setiap melaksanakan ibadah.(T/B05/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon