Washington DC, 19 Sya’ban 1438/ 16 Mei 2017 (MINA) – Akbar Ahmed, Ketua Studi Islam Ibnu Khaldun di Universitas Amerika (AU) dianugerahi penghargaan Scholar / Teacher of The Year 2016-2017 School of International Service (SIS), atas pemikiran, karta-karya buku, langkah dan pengajaran, yang ia lakukan untuk menjembatani jurang antara Islam dan Barat.
Sebagai anggota fakultas terkemuka SIS, salah satu dari sepuluh lembaga pendidikan tinggi terbaik AS dalam studi internasional, Ahmed menerima penghargaan ini sebagai pengakuan atas beasiswa inovatif dan dedikasinya yang ketat, dan inspiratif dari respon siswa yang sangat tinggi di SIS tersebut.
Ahmed keturunan Pakistan, menerima penghargaan bergengsi ini dengan mendapat tepuk tangan meriah dari staf SIS dan fakultas, The Express Tribune melaporkan yang dikutip MINA, Selasa (16/5).
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Dekan SIS James Goldgeier, yang menyerahkan penghargaan ini, menggambarkan Ahmed sebagai “legenda,” dan mengatakan upacara penghargaan tersebut dengan hikmat merayakan Prestasi Ahmed sebagai anggota fakultas SIS.
Goldgeier memaparkan, kontribusi penting Ahmed untuk kedua dan dampak luar biasa dari penelitiannya tentang hubungan antara Barat dan dunia Muslim, khususnya, buku Ahmed yang akan datang, berjudul “Perjalanan ke Eropa: Islam, Imigrasi, dan Identitas (Brookings Press)”.
“Waktu Ahmed di sana sungguh luar biasa. Ahmed, Pada saat itu, dia tahu bahwa sisa hidupnya dan karirnya harus didedikasikan untuk menjembatani perpecahan besar-besaran antara Barat dan dunia Muslim,” ujar Goldgeier.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, Ahmed telah menulis beberapa buku dan drama, koleksi puisi, artikel yang tak terhitung jumlahnya dalam usaha ini. Dia juga telah menghasilkan dua film, secara teratur muncul di media global, dan menyampaikan banyak ceramah di seluruh dunia,” tambahnya.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Penghargaan ini sangat spesial bagi Ahmed mengingat tantangan yang dihadapinya dalam mencapai puncak dalam karirnya. Ahmed tiba di AS pada tahun 2000, sebagai seorang Muslim Pakistan dia tiba-tiba dimasukkan ke dalam lingkungan budaya baru dan kompleks tanpa hak istimewa untuk sekadar menjadi pengamat netral masyarakat Amerika.
Ahmed datang ke AS pada saat sebagian besar wacana publik tentang Islam memilik banyak kesalahpahaman diantaranya tentang kepercayaan, ketika umat Islam terus-menerus bersikap defensif tentang iman dan budaya mereka. Terlepas dari tantangan ini, Ahmed tidak pernah menyembunyikan iman atau budayanya, namun menggunakan perspektif unik dan keyakinan Islamnya sebagai dasar untuk membangun jembatan dakwah.
Dampak penghargaan Ahmed juga mencerminkan kehidupan siswa-siswanya, dengan memerangi Islamofobia dan mengajarkan para siswa American University dan dunia bagaimana menerangi jalan menuju perdamaian.
Duta Besar Ahmed juga mantan Komisioner Tinggi Pakistan Inggris dan Irlandia. Dinamai “otoritas terkemuka dunia dalam Islam kontemporer” oleh BBC, Ahmed juga berfungsi sebagai wali amanat untuk Dialog Pembangunan Iman Sedunia, yang diketuai oleh Lord George Carey, mantan Uskup Agung Canterbury, menurut American University (School of International Service).
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Sebelumnya, Ahmed telah menjabat sebagai anggota senior nonresident di Institusi Brookings, Ketua Pertama dari Studi Timur Tengah dan Studi Islam di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, MD, dan anggota Iqbal (Ketua Studi Pakistan) dan Anggota Selwyn College di University of Cambridge. (T/R07/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza